Rekomendasi Film Untukmu #1

Aku akan merekomendasikan tiga film di blog ini dan kamu boleh merekomendasikan tiga judul film lain di kolom komentar. Bisa film lama atau baru, dari negara mana pun. Kali ini kita punya film dari Irak, Ukraina, dan Prancis.
BEKAS (2012)
Genre: Drama

Dalam bahasa Kurdi, "Bekas" berarti yatim piatu. Selaras dengan judulnya, film ini menceritakan tentang sepasang kakak-adik tunawisma, tanpa ayah dan ibu, yang hidup di jalanan Kurdistan di Irak pada awal tahun 90-an.
Di bawah rezim Saddam Hussein pada masa itu, memang banyak terjadi pembantaian yang melibatkan bangsa Kurdi. Nasib kehilangan orang tua yang dialami oleh kakak beradik—Zana dan Dana—hanya potret kecil yang disorot film ini sebagai dampak kekejian penguasa Irak.
Di samping latar cerita yang serius dan cenderung sentimental, film ini berhasil menampilkan sisi humor dari kedua tokoh utama yang polos. Saking polosnya, Zana dan Dana hanya punya satu cita-cita: pergi ke Amerika untuk bertemu dengan Superman. Dengan modal naif, dimulailah perjalanan mereka menembus perbatasan Irak dengan ditemani "Coca Cola" dan "Michael Jackson".
Walaupun nggak sampai bikin mbrebes mili, tapi ada beberapa adegan di film ini yang bikin terenyuh. Terutama ketika mereka akhirnya sadar bahwa kebersamaan dalam keluarga bisa mengalahkan kekuatan Superman sekali pun.

Genre: Crime, Drama
THE TRIBE / PLEMYA (2014)

Seorang remaja polos bernama Sergey (Grigoriy Fesenko) baru saja pindah dan tinggal di asrama sekolah khusus tunarungu. Demi melindungi diri dari bullying, ia terpaksa bergabung dengan sebuah geng anak bengal yang dipimpin oleh King (Oleksandr Osadchyi).
Bersama King dan anggota lainnya, Sergey pun terlibat beberapa aksi pemalakan, perampokan, hingga bisnis prostitusi. Setiap malam, mereka 'menjajakan' dua gadis tunarungu kepada para sopir truk yang sedang beristirahat di pusat parkir.
Film produksi Ukraina karya sutradara Myroslav Slaboshpytskiy ini disebut-sebut menjadi film bisu pertama yang keseluruhan dialognya diperagakan dengan bahasa isyarat, sebab semua tokohnya memang asli tunarungu yang memerankan tokoh tunarungu. 
Kendati nihil dialog dan scoring, apalagi tanpa bantuan subtitle, The Tribe tetap berhasil membius penonton lewat visual yang memikat. Dengan pengambilan gambar long-take dan transisi kamera yang steady, akan membuat kita betah menikmati setiap adegan bisu di sepanjang film. Sinematografi yang brilian!
Kalau kamu suka dengan atmosfer sunyi seperti saat menonton A Quiet Place (2018) atau menikmati nuansa brutal film-filmnya Kim Ki-duk semisal 3-Iron (2004), kamu pasti suka dengan film yang satu ini.



Genre: Horror
THE NIGHT EATS THE WORLD (2018)

Awalnya Sam (Anders Danielsen Lie) datang ke apartemen mantan kekasihnya hanya untuk mengambil koleksi kaset tua miliknya. Ia tak mengira ternyata di sana sedang ada pesta dugem. Ketika tak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang sedang mabuk, yang menyebabkan hidungnya berdarah, Sam tertidur di gudang penyimpanan barang. Saat terbangun dari tidur, ia menyadari setiap orang di pesta tadi malam ternyata sudah mati ... dan berubah jadi zombi.
Diadaptasi dari novel La Nuit a Dévoré Le Monde—yang juga judul asli film ini—karya Pit Agarmen, The Night Eats the World bisa dibilang salah satu interpretasi paling menarik dari film-film bertema zombi apokaliptik yang pernah kutonton. Meski tak selucu Shaun of the Dead (2004) atau Zombieland (2009), juga tak segarang World War Z (2013), tapi film ini punya daya tarik tersendiri.
Di sepanjang film, kita hanya disuguhkan adegan-adegan bisu seorang pria kesepian nan frustrasi, alih-alih adegan kejar-kejaran atau bentrokan manusia melawan zombi. Rasanya cuma tiga-empat kali diperlihatkan Sam berhadapan langsung dengan mayat-mayat hidup itu, tentu selain adegan monolognya dengan Alfred, zombi malas yang terkurung di elevator.
Bagi Sam, kematian sudah jadi hal yang lumrah, dan ialah satu-satunya orang yang tidak normal. Apalagi yang membuatnya lebih ironis, kenyataan yang dialami Sam bahwa ia hanya hidup seorang diri di kota seromantis Paris.
Sulit untuk menyebut ini film horor karena aftertaste-nya lebih mirip drama. Mungkin juga bukan jenis film yang akan disukai banyak orang karena terlihat membosankan. Tapi kalau kamu tipe penonton yang terbuka dengan menu baru dari film bertema zombi, The Night Eats the World jelas patut dicoba.

It's your turn! Can you suggest me some good movies?

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Dora the Explorer #EH.

    Aku justru tertarik dengan casts film The Tribe ini. Bagaimana mereka diarahkan dan lain-lain sampai filmnya jadi. Hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba tonton, Mank! Walau filmnya bisu, tapi nggak bosan karena konfliknya rapat. (((rapat)))

      Hapus
  2. Kirain "Bekas" itu film Indo pas baru baca judulnya. Hahaha. Ternyata itu bahasa lain. :) Mau rekomendasiin Misery, tapi palingan udah nonton, kan? Film bagus yang saya tonton kayaknya udah ditonton kamu semua, Do. :( Tapi karena suruh kasih tiga film di komentar, ya saya tambahin dua lagi dah. "Enemy at the Gates (2001)" dan "The Game (1997)".

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan udah nonton Misery dan The Game. Heuheu. Oke, nanti coba cari Enemy at the Gates ah. Thanks, Shol!

      Hapus
  3. Haaah gila emang kang rido wawasan filmnya. Gue malah tertarik sama yang terakhir karena bawa2 Shaun of The Dead. Muahaha. Kalo gue apa ya yang rekomendasi: Split, Arrival, sama The Big Sick deh. \:p/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan memang belum mau nonton The Big Sick nih karena temanya lumayan berat. Takut nggak nyampe hahaha

      Hapus

Silakan berkomentar. Lihat apa yang akan terjadi!