Sebuah jiwa yang baru saja meninggalkan tubuhnya, tiba-tiba diberi kesempatan kedua untuk dilahirkan kembali dalam tubuh seorang remaja 14 tahun bernama Makoto Kobayashi. Kesempatan yang kemudian harus ia ambil untuk menebus dosa besar yang pernah ia lakukan saat hidup di dunia.
Sebelumnya, tubuh Makoto yang asli sedang mengalami koma setelah mencoba bunuh diri dengan menelan obat hingga overdosis. Semasa hidupnya, Makoto dikenal sebagai anak muda putus asa, yang mengalami tekanan akademis dan juga penolakan sosial di lingkungannya. Mungkin tak jauh beda dengan karakter Holden Caulfield dalam The Catcher in the Rye.
Meski pertama kali diterbitkan lebih dari dua dekade silam, novel karangan Eto Mori ini tetap relevan dengan kondisi saat ini. Dengan cerdas dan subtil, ia mencoba menyindir budaya tradisional Jepang yang masih memandang bunuh diri sebagai bentuk tanggung jawab alih-alih perbuatan dosa. Sebab berbeda dengan seppuku atau harakiri, aksi bunuh diri yang marak di Jepang sekarang justru diakibatkan oleh keadaan depresi.
Banyak sekali anak muda Jepang yang mengalami depresi karena perundungan dan/atau problem keluarga. Makanya tak jarang, sebagian besar dari mereka lebih memilih untuk mengonversi diri menjadi hikikomori: menarik diri dari masyarakat dan menjadi antisosial. Begitu pun dengan Makoto, ia juga sempat menyendiri sebelum akhirnya menyerah bertahan hidup.
Melalui babakan kehidupan Makoto yang baru, kita disuguhi kisah tentang sang arwah yang melakukan semacam restorasi atas berbagai kesalahan yang telah diperbuat semasa hidup. Bagaimana perjuangan tokoh Aku sebagai narator, berjuang untuk beradaptasi dengan dunia anyar; menempatkan diri dalam keluarga, menjalin pertemanan dengan sewajarnya, dan membuka komunikasi dengan gadis pujaan.
Pemilihan judul "Colorful" tentu bukan tanpa alasan. Eto Mori jelas ingin menghadirkan suatu perenungan penting, bahwasanya ketika kita mau memperluas sudut pandang, bisa jadi tak hanya hitam dan putih yang kita lihat, melainkan warna-warna lain yang jauh lebih indah. Seyogianya, novel ini dapat menjadi uluran tangan bagi siapa pun yang sedang mengalami fase terberat dalam hidup.
Di dunia yang serba susah ini... pasti semuanya terluka sama rata.
__________
Colorful sudah beberapa kali diadaptasi menjadi film, mulai dari versi animasi (Colorful, 2010), versi live action Thailand (Homestay, 2018), dan versi live action Jepang (Homestay, 2022).
2 Komentar
Novel yang ringan namun mengandung makna yang sangat dalam, tentang kehidupan dan warna-warni yang ada di sekitar kita. Saya sangat sepakat bahwa novel ini harus dibaca oleh siapapun yang sedang berada di fase kehidupannya yang berat. Terima kasih atas reviewnya yang menarik!
BalasHapusSaya juga baru saja membaca novel ini. Menarik. Terima kasih ulasannya dan salam kenal.
BalasHapusSilakan berkomentar. Lihat apa yang akan terjadi!