[Review] Rindu yang Membawamu Pulang — Ario Sasongko

Ada yang pernah nonton film Cin(t)a? Drama tentang hubungan percintaan antara pasangan dari etnis Tionghoa dan pribumi. Premis yang menarik. Nah, novel yang baru selesai kubaca ini kurang lebih mengangkat tema yang sama, tapi dikemas dengan latar sejarah, pra-kemerdekaan. Novel debut yang apik dari Ario Sasongko.


Judul : Rindu yang Membawamu Pulang
Penulis : Ario Sasongko
Penerbit : GagasMedia
Tahun terbit : 2015
Cetakan : pertama
Tebal :  232 hlm
ISBN : 979-780-844-0

Kita pernah berhenti di persimpangan jalan yang hampir membuat kita menyerah. Berkali-kali aku mencoba menepismu, menamaimu cinta yang tak tentu arah. 

Benarkah kita tak bisa memberi kesempatan pada sesuatu yang tak akan pernah sama? Aku tak paham banyak tentang cinta, tetapi bukankah kita hanya perlu merasakannya? 

Mereka bertemu di antara perbedaan. Bagi Gun dan Ling, cinta tak pernah mudah dimengerti. Tidak juga mudah dimiliki. Bertahan dalam ketidakpastian membuat mereka ingin menyerah walau tak pernah sanggup saling melepaskan. Atas nama dua hati yang saling mencintai, keduanya berpegang pada janji yang tak sempat terucap. Bentangan jarak dan waktu bukan halangan. Rindu akan membawa pulang. Namun, masih cukupkah rindu yang mereka miliki?



Rindu yang Membawamu Pulang bercerita tentang kisah cinta antara Gun dan Ling, pasangan berbeda ras dengan latar belakang sejarah, yaitu Batavia (Jakarta) di tahun 1920-an, saat tanah air masih tunduk pada pemerintahan Gubermen Belanda. Gun adalah seorang nasionalis Bumiputera yang aktif menjunjung kebebesan dan persatuan, terbukti dengan terlibatnya ia dalam kongres pemuda. Ling, seorang gadis berdarah Tionghoa, juga aktif mengajar di Tiong Hwa Hwee Kwan (THHK) demi mengangkat derajat etnisnya yang minoritas. 

"Persatuan itu harusnya tak memandang golongan, suku, atau agama. Tujuan persatuan justru untuk menyatukan segala perbedaan itu."

Aku suka dengan cara penulis mempertemukan Gun dan Ling. Walaupun nggak se-epic cara John Green mempertemukan tokoh Will Grayson dan Will Grayson satunya lagi di novelnya, tapi adegan pembuka saat Gun melihat Ling di trem kelas dua dan berlanjut menguntitnya dengan alasan ingin membetulkan kereta angin itu cukup romantis, walau sebenarnya bikin bergumam, "Niat amat lu!" 

Sebenarnya yang paling menarik dari novel ini adalah latar waktu, tempat, dan suasana yang dibangun penulis. Untuk pembaca yang melek sejarah, pasti akan sangat related dengan kehidupan Batavia di masa itu. Mulai dari deskripsi kendaraan yang digunakan, media surat kabar, dialog para tokoh, sampai pemanis seperti kelompok musik STOVIA yang tiap malam bermain keroncong di tepi jalan Weltevreden (kawasan peristirahatan elite bagi para pembesar VOC dulu dan menjadi pusat pembangunan di zaman Hindia Belanda). Detail penting inilah yang membuat pembaca seolah diajak kembali mengulang sejarah tempoe doeloe. Tapi, sayangnya novel ini pelit catatan kaki. Padahal info selewat kayak yang kuketik dalam tanda kurung barusan, bisa dicantumkan. Aku malah yakin kalau hampir nggak ada yang tahu apa kepanjangan dari STOVIA. Iya, kan?

"Nasib memang membentuk pikiran, tapi pikiran belum tentu mengubah nasib."

Selain narasi, aku suka sekali dengan gaya bahasa percakapan khas melayu lama yang digunakan setiap tokoh saat berinteraksi. Saat Gun merayu Ling, saat Masmun menggoda Gun, bahkan saat Ling adu mulut dengan babanya. 

Cerita tentang pasangan beda agama/ras, cinta terlarang, atau cinta yang nggak direstui mungkin sudah banyak di luar sana, tapi novel ini layak diberi apresiasi lebih. Idenya mahal dan risetnya pasti serius. Salut buat Ario!



Sila baca juga review dari teman-teman lain di Goodreads, klik: 
https://www.goodreads.com/book/show/27432853-rindu-yang-membawamu-pulang
___________________________ 


[GIVEAWAY] 

Ada 2 eksemplar novel Rindu yang Membawamu Pulang gratis dari penulis buat kamu! Baca ketentuannya, ya~ 
1. Follow blog ini lewat Google Friend Connect (lihat sidebar sebelah kanan) 
2. Follow akun Twitter @ridoarbain dan @thesasongkoo (karena info giveaway dan pemenang akan diumumkan di sana) 
3. "Kalau Ario mau nulis novel roman dibalut sejarah lagi, kira-kira bagusnya angkat sejarah tentang apa? Kasih alasannya, ya!Tulis jawabanmu di kolom komentar, dengan mencantumkan nama, akun Twitter, dan kota tempat tinggal. 
4. Jangan lupa share juga info giveaway ini, biar banyak yang ikut!

Gampang, kan? Giveaway berlangsung hingga 1 April 2016. Pemenangnya nanti akan di-mention langsung di Twitter. 

Good luck!

Posting Komentar

26 Komentar

  1. Agak ekstrem nih kedengerannya, tapi mungkin keren kalo di dibuat jadi cerita roman yang melatar-belakangi sejarah waktu Indonesia baru-baru aja merdeka. Akan lebih keren, jikala bang Ario Sasongko bercerita tentang sisa-sisa setelah pencapaian kemerdekaan, terus baru masuk ke inti cerita. Jadi, ceritanya melatar-belakangi Indonesia setelah merdeka. Menurut saya sih bakal keren banget, apalagi kalo di dukung dengan referensi yang baik, dengan masalah-masalah yang dihadapi si karakter nanti..

    Nama: Rahul Syarif
    Twitter: @rahulsyarif
    Kota: Sulawesi tenggara, kendari.

    BalasHapus
  2. "Kalau Ario mau nulis novel roman dibalut sejarah lagi, kira-kira bagusnya angkat sejarah tentang apa? Kasih alasannya, ya!"

    Hmm, bagaimana kalau sosok-sosok pahlawan wanita Indonesia yang tak terlalu banyak diungkap sejarah? Selama ini ulasan tentang mereka tergolong sedikit. Hampir tidak ada novelnya pula. Saya tertarik dengan Christina Martha Tiahahu yang meninggal dalam keadaan belia, berjuang melawan Belanda. Tokoh-tokoh putri keraton juga menarik. Ohya, mereka tidak harus pahlawan yang mengangkat senjata, tapi cukup berperan untuk Indonesia.

    Endah SA, twitter: @end_ah_sa kota: Sidoarjo

    BalasHapus
  3. Sejarah yang ada peperangan. Bagaimana cara kedua tokoh ketemu dengan halangan status sosial, kaya-miskin, jabatan tinggi-orang biasa, serta wanita lebih jaya dari pada lelaki. Contoh lelaki biasa mencintai anak ratu yang notabene lebih pintar, lebih lebat, lebih bermartabat dll.

    Khoyul
    @Jkhoyul
    Blitar, Jatim

    BalasHapus
  4. Nama: Arie E. Pradianita
    Twitter: @APradianita
    Kota: Sukabumi (Jawa Barat)

    "Kalau Ario mau nulis novel roman dibalut sejarah lagi, kira-kira bagusnya angkat sejarah tentang apa? Kasih alasannya, ya!"

    Angkat sejarah tentang PULAU KEMARO, karena menceritakan tentang roman dibalut sejarah.. ^_^

    Link Twitpic: https://twitter.com/APradianita/status/714423389285326848

    Dikisahkan, saat Tan Bun Ann akan melamar Siti Fatimah, orang tua Siti Fatimah memberikan beberapa syarat. Antara lain calon mempelai asal China itu harus mempersiapkan sembilan guci yang berisikan emas Permintaan itu dipenuhi oleh keluarga Tan di negeri China.

    Namun,untuk menghindari ancaman bajak laut dari China ke Palembang maka guci yang berisi emas itu ditutupi dengan asinan dan sayuran oleh Tan Bun Ann.Ketika tiba di Palembang Tan memeriksa guci berisikan emas itu dan hanya ditemukan sayuran dan asinan busuk. Dengan hati kecewa Tan lalu marah dan membuang seluruh guci itu ke Sungai Musi, tetapi pada guci terakhir terhempas pada dinding kapal dan pecah berantakan, sehingga terlihatlah kepingan emas yang ada di dalamnya.

    Dengan rasa penyesalan yang mendalam Tan Bun Ann mengambil keputusan terjun ke Sungai Musi dan tenggelam. Melihat kejadian itu, Siti Fatimah calon istrinya juga ikut terjun ke sungai seraya berpesan, ‘Jika ada tanah yang tumbuh di Sungai Musi ini,maka di situlah kuburan kami’. Pesan itu terbukti dan timbullah sebuah pulau di tengah Sungai Musi sekarang dinamakan Pulau Kemaro

    BalasHapus
  5. Tentang konflik batin yang dialami anak2 perempuan zaman dulu yg tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah tinggi dan juga perjodohan yang dilakukan orang tuanya.
    Sejujurnya aku penasaran banget kira2 penolakan2 seperti apa yang dilakukan anak2 perempuan pada zaman itu dan jg apa yang mereka lakukan dalam menghadapi perjodohan yang dilakukan orang tuanya. Jadi kayanya rasa penasaran aku bisa terjawab kalo dituliskan oleh Ario

    Anindia Utami Chairunisa/ @anindiautami/ Jakarta

    BalasHapus
  6. Hi Bang Ario,

    Gimana kalau bikin novel roman berlatarkan raja raja um aga bingung nih nyebutnya, kesultanan mungkin ya, di Yogyakarta/solo. Setau saya solo dan jogja dulu itu 1 tapi terpecah jadi 2. #kalausalahmaaf dan masing2 diduduki oleh raja. Nah bagi ilmu pengetahuan sejarah plus roman tentang ini menarik nih. Dari masa VOC. Soalnya kan sampai sekarang gelar raja ga pernah terhapuskan tetap ada generasi penerusnya yang dinobatkan sebagai pemimpin. Silsilah ini bakal menarik kalau dinovelin roman.

    Ayo bang riset sebanyak2nya dan babat jd novel roman.

    Velika Natalia
    @VelikaNatalia
    Semarang Utara

    BalasHapus
  7. Putri Prama Ananta
    @putripramaa
    Probolinggo

    Jugun Ianfu, perempuan penghibur di era penjajahan Jepang. Jadi, sejarah yang berusaha diangkat adalah tentang betapa kejamnya para penjajah terhadap kaum perempuan dengan menjadikannya sebagai perempuan penghibur yang dibawa ke barak-barak para penjajah. Bukan hanya perempuan pribumi, tapi juga perempuan Belanda sisa-sisa penjajahan Belanda. Biasanya mereka dibawa secara paksa atau bahkan ditipu untuk dipekerjakan sebagai pekerja pabrik tetapi ternyata menjadi perempuan penghibur.
    Aku pernah membaca tentang Soekarno yang menyediakan wanita penghibur untuk para penjajah ini. Meskipun kelihatan nggak etis, tapi tindakan Soekarno ini menyelamatkan 'perempuan baik-baik' dan Soekarno menawarkan pekerjaan ini kepada perempuan-perempuan yang memang bekerja sebagai perempuan penghibur (dan mereka menerimanya dengan senang hati). Kalau tidak salah ini berlangsung di Minangkabau, mungkin Kak Ario bisa menuliskannya dengan balutan budaya Minangkabau.
    Selain Jugun Ianfu, aku juga berpikir tentang peran organisasi-organisasi semacam Fujinkai, Putera, Heiho, PETA, dll. Bisa jadi kisahnya menjadi seperti seorang perempuan yang menghindari menjadi Ianfu dan ia bertemu dengan seorang pemuda yang memperjuangkan kemerdekaan melalui organisasi Putera.
    Mungkin ide tentang kekerasan hidup saat era penjajahan Jepang ini bisa menjadi masukan yang baik.

    BalasHapus
  8. Saya ingin Ario menuliskan roman tentang masa kejayaan kerajaan hindu-budha di indonesia pada masa itu, misal seperti kisah cinta ken arok dan ken dedes yang hanya sedikit orang tau, bahkan hanya dituliskan di buku sejarah SD saya, selain itu bisa menjadikan pengetahuan juga bagi orang awam bahwa kisah roman di negeri sendiri masih banyak yang belum di ungkap dan di ketahui, sehingga dengan banyaknya novel berlatar roman dalam negeri membuat pembaca dan penikmat cerita roman lebih cinta budaya sendiri daripada budaya barat atau negara lainnya dibanding indonesia . Indonesia itu kaya ^_^

    Rheinita CN
    twitter : @rheinitacn
    Tangerang, Banten

    BalasHapus
  9. Aku pengen bang Ario menuliskan cerita tentara Belanda yg ingin menjajah kembali Indonesia.

    Semenjak Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu maka secara hukum Jepang tidak lagi berkuasa di Indonesia. Awalnya masyarakat Indonesia menyambut baik kedatangan sekutu yg membantu melucuti senjata tentara Jepang. Ternyata tentara sekutu membawa pula anggota organisasi NICA yg terdiri dari kumpulan tentara Belanda yg kabur ke Australia dan mereka berniat menjajah Indonesia kembali, sehingga terjadilah pertempuran antara rakyat Indonesia melawan sekutu dan NICA.

    Seorang tentara Belanda memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu kembali dengan gadis Indonesia yg dicintainya

    Eris Andriani
    @RizAnNie88
    Kota Batu Jatim

    BalasHapus
  10. Kalau Ario mau nulis novel roman dibalut sejarah lagi, kira-kira bagusnya angkat sejarah tentang apa? Kasih alasannya, ya!

    Tentang sejarah Pertempuran 10 November di Surabaya, Surabaya, karena pertempuran ini terjadi pada pemuda-pemuda surabaya. Tokoh cowoknya dari pihak sekutu, dan tokoh ceweknya gadis surabaya yang kakaknya pengusir penjajah.😂Surabaya juga banyak tempat bersejarah yang dapat dibuat setting yang bagus.


    Nama:Cici Wulan Ramadhani
    Akun Twitter:@Cici_stia
    Kota tempat tinggal:Sidoarjo

    BalasHapus
  11. Bintang Permata Alam / @Bintang_Ach / Ngawi, Jawa Timur

    Menurutku, roman dibalut sejarah yang bagus adalah bercerita tentang seorang pekerja rodi yang mengalami kebimbangan dalam urusan cinta.

    Jadi gini, cerita ini bermula pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Saat itu, Belanda mulai melebarkan kekuasaannya ke seluruh penjuru negeri. Mereka mulai mengambil alih kuasa di banyak tempat dan memperkerjakan banyak orang Indonesia secara paksa. Kita sudah banyak mengetahuinya, kerja paksa tersebut dinamakan Rodi. Ceritanya, ada seorang laki-laki (sebut saja L ya, biar mudah) yang hidup bersama keluarga kecilnya: istri dan putra semata wayangnya). Suatu hari, si L dipaksa oleh para serdadu Belanda untuk bekerja di luar Pulau. Dengan ancaman, mereka akan memperkejakan istri L itu sebagai budak seks jika dia tidak menuruti kemauan Belanda tersebut.

    Hingga, dengan berat hati, L dan rombongan laki-laki lain diberangkatkan ke luar pulau. Setelah sampai di pulau tempat mereka dipekerjakan, godaan demi godaan mulai menghinggapi pikiran L. Di tempat itu, ada satu area khusus yang mana menampung banyak perempuan Belanda mau pun Indonesia yang dipekerjakan sebagai budak seks. Mereka dipekerjakan untuk melayani serdadu Belanda dan para pekerja rodi dalam melampaskan hasrat seks mereka. Namun, laki-laki manakah yang tak tahan dengan godaan seperti itu? Hingga akhirnya, L melupakan komitmennya selama ini dengan sang istri. Dia mulai terjerumus ke lubang yang salah. Si L kini sering mengunjungi tempat wanita-wanita penggoda tersebut. Dan, pada akhirnya ia mulai terlibat cinta dengan salah satu wanita yang ada di situ. Wanita itu keturunan Belanda.

    Namun, seiring berjalannya waktu, wanita itu diam-diam hamil dan meminta pertanggungjawaban kepada L. Karena, selama ini hanya L yang ia perbolehkan berhubungan badan dengannya tanpa menggunakan alat pengaman. Si L pun dipaksa wanita itu pergi ke negeri asalnya Belanda untuk menikah dan merawat calon anak mereka tersebut. Ini sebagai bentuk pertanggung jawaban L kepada wanita itu.

    Namun, akhirnya L dilanda kebimbangan dan kebingungan yang hampir membuat ia depresi. Menuruti kemauan wanita itu untuk pergi ke Belanda sebagai bentuk pertanggung jawabannya atau pulang ke kampung halamannya dan kembali hidup bersama istri dan anak yang ia tinggalkan? Laki-laki itu benar-benar depresi dan kacau…. Jika ia ikut ke Belanda, bagaimana nasib istri dan anaknya? Namun, jika ia kembali ke kampung halamannya, apakah ia tidak malu pada diri sendiri? Diam-diam, secara tidak langsung ia sudah mengkhianati kepercayaan istrinya.

    Nah, pasti tentang kebimbangan hati L ini akan lebih seru jika dibuat menjadi novel, hehe. Sejarahnya ada, romance-nya juga.

    Siipp, moga beruntunggg ^_^

    BalasHapus
  12. "Kalau Ario mau nulis novel roman dibalut sejarah lagi, kira-kira bagusnya angkat sejarah tentang apa? Kasih alasannya, ya!"
    Bagi saya seorang peneliti sosial. Alangakah akan sangat memikat dan mempesona jika kisah roman bang Ario mengambil latar setting cuplikan Indonesia Timur di abad ke 16 hingga 19. Bagaimana karakter utama di tokoh itu berkelindan dalam suatu romantisme seputar Kepulauan Rempah:komoditi dan jalur2,serta konflik sejarah yg menyertainya. Penggalan-penggalan narasinya menghadirkan nama-nama seperti Pulau Komodo, Raja Ampat, Lombok, Seram, Banda,Flores, Arafuru, Puncak Jaya, Tana Toraja,Jailolo,Ternate. Hadirkan juga nama-nam etnis terasing dan minoritas seperti bajo,kei,sahu,asmat,dst. Lalu kisah-kisah roman nya seolah merekontruksi bagaimana kisah-kisah Pedagang Rempah seperti Antonio Galvao, Pelaut sperti Thomas Forrest yg terdampar di Raja Ampat atau D.H Kolf yg berdagang di Kepulauan Aru, atau juga bersinggungan dengan sosok Naturalis penemu garis khayal zoografis; A. R. Wallace dan atau berpadu kisah menarik Anna Forbes yg berada di belantara Tanimbar.
    Dan sesungguhnya kisah roman yg meliput aneka warna setenhah abad wilayah Indonesia Timur yg unik dan kaya secara ilmiah akan hadirkan narasi dan kesan emosional yg begitu mendalam bagi para pembacanya.

    Haris Martakusumah
    @haris.kusumah
    Cianjur dan Jakarta

    BalasHapus
  13. Nama: Wazi Fatinnisa
    Twitter: @wazifa19
    Kota Asal: Mataram, Lombok

    Saya terpikir mengenai kehidupan di zaman orde baru pada tahun 97/98.
    Dengan suasana yang sedang dilanda krisis ekonomi, demonstrasi besar-besaran dari mahasiswa yang berujung pada pendudukan gedung DPR, pembredelan media massa dan banyak hal lain.
    Mungkin sudah ada novel yang bercerita mengenai itu. Tetapi, bagaimana jika Ario mengambil sudut pandang dari mahasiswa yang bergerak di Pers Mahasiswa? Mengangkat kisah cinta aktivis kampus di di tengah kehidupan zaman orba, sepertinya akan Seru! Mungkin hampir mirip dengan tokoh Gun yang ikut di Bumiputera. Tapi, bedalah... Setiap zaman pasti menawarkan sejarahnya masing2 kan. hehe...
    Yah, sekalian jadi wadah edukasi sejarah orde lama jugalah untuk generasi sekarang (trmsuk sy) yang kurang melek sejarah.

    BalasHapus
  14. Asep Dandan | @DandanAsep | Bandung

    sejarah tentang musik klasik, seperti sejarah pada masa mozart atau beethoven mungkin.
    alasannya kalau ngebayangin cerita roman yang di balut sejarah dan musik kayanya bakalan keren. apalagi ada musik yang bisa dijadiin soundtrack pas baca bukunya. dan terkadang hanya dengan musik, seseorang bisa membuat sebuah sejarah dan cerita cinta.

    BalasHapus
  15. Fitriscia Jacilia
    @jacilpo
    Jakarta

    Balut sejarah tentang Yogyakarta dong hehehe.... kan dibuku ini sudah tentang Batavia, gimana kalau selanjutnya Yogyakarta? Jogja itu salah satu kota kesukaan aku di Indonesia ini. Dan aku rasa sejarah tentang Jogja, mulai dari terbentuknya nama kota Yogyakarta, sampai memasukkan tempat2 yang manis di Jogja akan membuat buku itu semakin manis juga. Dan juga, menyelipkan kisah cinta ala orang jawa yg kemayu dengan diselipkan dialog-dialog bahasa jawa juga pasti maniiis banget deh. Duuuh aku menantikan banget ya kalau beneran muncul buku selanjutnya yang membahas tentang Jogja 😄 buat aku, Jogja yang indah banget di liat secara langsung, pasti enak juga dinikmati lewat di buku. Semangat! ^_^

    BalasHapus
  16. Nama: Fetreiscia Frida
    Twitter: @fetreisciafrida
    Domisili: Jakarta

    Sejatinya saya sangat menyukai sejarah, karena dengan melihat sejarah kita melihat cikal bakal terbentuk nya sesuatu. Tapi saya kurang menyukai sejarah yang dikemas kedalam buku pelajaran karena terkesan boring dan buat ngantuk. Salah satu sejarah yang paling saya suka itu tentang sejarah kehidupan di kerajaan. Karena mengenai kerajaan itu kita tidak cuma ngomongin ayah dan ibu atau kakak dan adik. Di kerajaan kan ada yang namanya ratu raja putri dan pangeran. Kalau raja meninggal harus digantikan kepemimpinannya dengan panheran atau anak laki-lakinya. Lalu kadang keluarga kerajaan itu tidak boleh sembarang memilih pasangan, harus bersama pasangan yang sama-sama dari kerajaan. Jadi kalau jatuh cinta dengan masyarakat biasa itu susah buat disatuin. Tapi sebenarnya kisah kerajaan yang bisa ditulis ga melulu tentang kisah percintaannya yang seperti itu sih. Mungkin Mas Ario bisa menambahkan bumbu perjuangan hidup didalamnya. Seperti misalnya ketika kehidupan kerajaan berakhir dan digantikan dengan terbentuk sebuah negara. Yang berarti kehidupaan ke-kerajaan terhenti semuanya.
    Nah mungkin kisah sejarah kerajaan ini bisa menjadi salah satu tulisan yang dibuat selanjutnya oleh Mas Ario.
    Kalau boleh lebih khusus lagi, ada satu kisah kerajaan yang saya sukai. Yaitu cerita megenai pangeran terakhir di korea. Menurut saya kisah hidup beliau menginspirasi sekali. Cerita singkatnya kira-kira seperti ini:
    Yi-Seok, Kakek yang berusia 66 tahun dilahirkan di tengah sejarah panjang dinasti kerajaan yang tak pernah terputus.
    Kerajaan Chosun memerintah semenanjung Korea lebih dari lima ratus tahun, sampai tahun 1910. Awalnya Yi Seok terbiasa mendapatkan hak istimewa sebagai anak raja. Tetapi setelah terbentuknya republik Korea Selatan, keluarganya dilepaskan dari status mereka. Putra Raja terpaksa mencari uang tambahan sebagai penyanyi dan buruh. Tetapi beberapa tahun terakhir, keberuntungannya berbalik dan sekarang ia ingin mengembalikan kekuasaan keluarga kerajaan.

    Semoga bisa menjadi bahan pertimbangam untuk kisah selanjutnya ^^

    BalasHapus
  17. Nama: muthia
    Twitter: @tiarizee
    Domisili: Lampung

    Setelah batavia, aku berharap kak Ario bisa membuat cerita berlatar belakang sejarah yang kental dengan budaya suatu daerah. Tapi aku mengharapkan suatu daerah yang jarang dibahas dengan jelas di buku-buku. Menurutku selama ini buku-buku pada zaman penjajahan hanya berfokus pada wilayah seperti Yogyakarta, Sumatera, Maluku, dan Sulawesi.

    Lalu, bagaimana jika ceritanya diambil dari sudut pandang rakyat kecil yang membangkang pada suatu kaum minoritas di daerah tersebut namun dicampurkan bumbu politik dan agama. Politik dan agama pada zaman penjajahan menjadi hal yang cukup pelik untuk dibahas. Untuk kaum minoritasnya sendiri bisa berdasarkan etnis, ras, maupun kepercayaan.

    Berbicara tentang minoritas, tentu tidak akan habis untuk dibahas. Kaum minoritas pada zaman penjajahan, secara tidak kasat mata akan dikucilkan, direndahkan, atau lebih parahnya lagi ditindas. Dari sini, muncul seorang pembangkang yang ingin dinding tersebut runtuh dan hilang sepenuhnya. Tentu saja sulit, bukan? Kita sama-sama tahu bahwa pemberontak pada zaman penjajahan bisa dengan cepat menyulut api peperangan lainnya karena masih lemahnya kesatuan bangsa. Oleh karenanya, saat si pembangkang ini berhasil mencuri perhatian para kaum minoritas di wilayah lain, terjadilah banyak pemberontakan dengan keinginan untuk menyetarakan derajat kaum minoritas dengan kaum mayoritas lainnya.

    Bagaimana kisah si pembangkang ini bertemu dengan tokoh utama wanitanya? Kuharap kak Ario sendiri yang melanjutkannya dan membuatku terkejut 😁

    Kenapa aku harap agama dan politik ada di buku ia selanjutnya? Karena aku suka cara kak Ario dalam menulis sesuatu dengan pemikiran dan sudut pandang yang berbeda pada suatu topik tertentu. Dia bisa melihat suatu topik dengan cara yang berbeda. Aku penasaran, bagaimana politik dan agama di pemikiran kak Ario.

    Terimakasih.

    BalasHapus


  18. nama : Daisy S
    akun Twitter : @daisy_skys
    Kota tempat tinggal : Semarang
    https://twitter.com/Daisy_skys/status/715882613110497280

    "Kalau Ario mau nulis novel roman dibalut sejarah lagi, kira-kira bagusnya angkat sejarah tentang apa? Kasih alasannya, ya!

    Kalau aku sih kepikiran zaman penjajahan jepang di Indonesia . Singkatnya ada seorang pemuda gerilya jatuh hati pada anak gadis petinggi jepang .Aku juga membayangkan ketika si gadis harus pulang ke Jepang dan menjadi korban bom atom di Hiroshima .Pasti bakalan jadi novel romance yang menguras air mata .Meski temanya tidak jauh jauh dari beda agama/ras, cinta terlarang, atau cinta yang nggak direstui seperti yang kak Rido tulis.Tapi aku benar - benar pengen sekali ada novelis yang mau menulis kisah semacam ini .

    Aku berharap latar waktu, tempat, dan suasana yang terjadi dalam perang ke 2 ini bisa semakin membuat kisah ini dramatis.Bongkar sekalian kelicikan Jepang terhadap Indonesia dan Tragedi Bom Atom itu pasti sangat menarik jika ditambahkan dalam kisah ini . Tragedi Bom atom yang sangat menyedihkan ini akan jadi puncak konflik yang menguras emosi .Tahu sendirikan bagaimana kisah ngeri Bom atom hiroshima dan nagasaki . Dunia berubah selamanya ketika pesawat pengebom AS menjatuhkan bom atom pertama di kota Hiroshima, Jepang, 70 tahun yang lalu. Bagi warga Jepang dan para sejarawan, ledakan bom atom pertama ini memiliki makna yang berbeda.
    Amerika Serikat mengatakan, mereka mengambil langkah drastis untuk mengakhiri lebih awal Perang Dunia II dan menyelamatkan nyawa ratusan ribu tentara AS, tetapi pernyataan resmi ini sekarang dibalikkan.
    Pada 6 Agustus 1945, bom atom pertama di dunia meledak di atas Hiroshima, memusnahkan pusat kota, dan menewaskan sekitar 140.000 orang, sebagian besar warga sipil, pada akhir tahun itu.
    Beberapa orang warga Hiroshima yang selamat dari peristiwa mengerikan itu masih melihat jelas saat-saat bom itu menghancurkan kota. Salah seorang yang selamat dari tragedi tersebut adalah Keiko Ogura.
    Keiko Ogura berusia delapan tahun saat itu, dan hanya berada 2,4 kilometer dari lokasi jatuhnya bom atom. Keiko masih jelas mengingat ketika dirinya dikepung api beberapa saat setelah ledakan terjadi.
    "Sebuah kilatan cahaya dan ledakan membanting saya ke tanah dan saya kehilangan kesadaran. (Ketika) Saya bangun, saat itu gelap dan semua orang menangis," kenangnya.
    Keiko mengatakan, bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki yang dijatuhkan tiga hari kemudian, yang menewaskan lebih dari 70.000 orang, adalah sebuah kejahatan perang.

    Bayangkan jika ada kisah cinta dibalik peristiwa ini .Aargh pasti sedih banget.

    BalasHapus


  19. nama : Daisy S
    akun Twitter : @daisy_skys
    Kota tempat tinggal : Semarang
    https://twitter.com/Daisy_skys/status/715882613110497280

    "Kalau Ario mau nulis novel roman dibalut sejarah lagi, kira-kira bagusnya angkat sejarah tentang apa? Kasih alasannya, ya!

    Kalau aku sih kepikiran zaman penjajahan jepang di Indonesia . Singkatnya ada seorang pemuda gerilya jatuh hati pada anak gadis petinggi jepang .Aku juga membayangkan ketika si gadis harus pulang ke Jepang dan menjadi korban bom atom di Hiroshima .Pasti bakalan jadi novel romance yang menguras air mata .Meski temanya tidak jauh jauh dari beda agama/ras, cinta terlarang, atau cinta yang nggak direstui seperti yang kak Rido tulis.Tapi aku benar - benar pengen sekali ada novelis yang mau menulis kisah semacam ini .

    Aku berharap latar waktu, tempat, dan suasana yang terjadi dalam perang ke 2 ini bisa semakin membuat kisah ini dramatis.Bongkar sekalian kelicikan Jepang terhadap Indonesia dan Tragedi Bom Atom itu pasti sangat menarik jika ditambahkan dalam kisah ini . Tragedi Bom atom yang sangat menyedihkan ini akan jadi puncak konflik yang menguras emosi .Tahu sendirikan bagaimana kisah ngeri Bom atom hiroshima dan nagasaki . Dunia berubah selamanya ketika pesawat pengebom AS menjatuhkan bom atom pertama di kota Hiroshima, Jepang, 70 tahun yang lalu. Bagi warga Jepang dan para sejarawan, ledakan bom atom pertama ini memiliki makna yang berbeda.
    Amerika Serikat mengatakan, mereka mengambil langkah drastis untuk mengakhiri lebih awal Perang Dunia II dan menyelamatkan nyawa ratusan ribu tentara AS, tetapi pernyataan resmi ini sekarang dibalikkan.
    Pada 6 Agustus 1945, bom atom pertama di dunia meledak di atas Hiroshima, memusnahkan pusat kota, dan menewaskan sekitar 140.000 orang, sebagian besar warga sipil, pada akhir tahun itu.
    Beberapa orang warga Hiroshima yang selamat dari peristiwa mengerikan itu masih melihat jelas saat-saat bom itu menghancurkan kota. Salah seorang yang selamat dari tragedi tersebut adalah Keiko Ogura.
    Keiko Ogura berusia delapan tahun saat itu, dan hanya berada 2,4 kilometer dari lokasi jatuhnya bom atom. Keiko masih jelas mengingat ketika dirinya dikepung api beberapa saat setelah ledakan terjadi.
    "Sebuah kilatan cahaya dan ledakan membanting saya ke tanah dan saya kehilangan kesadaran. (Ketika) Saya bangun, saat itu gelap dan semua orang menangis," kenangnya.
    Keiko mengatakan, bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki yang dijatuhkan tiga hari kemudian, yang menewaskan lebih dari 70.000 orang, adalah sebuah kejahatan perang.

    Bayangkan jika ada kisah cinta dibalik peristiwa ini .Aargh pasti sedih banget.

    BalasHapus
  20. Rini Cipta Rahayu
    @rinicipta
    Karangasem, Bali

    Mau rekomendasikan untuk mengangkat sejarah konflik di daerah Timor Leste hingga melepaskan diri dengan Indonesia dan mendirikan negara sendiri. Lebih greget kalau misalnya tokohnya adalah berasal dari dua kubu yang pro kontra dan menjadi aktivis. Dilema ketika perseteruan daerah juga membuat hubungan keduanya memburuk dan bimbang menentukan bagaimana nasib hubungan mereka.
    Kalau nggak salah, Indonesia dan Timor Leste dipisahkan oleh sebuah jembatan. Ya di jempatan itulah kedua tokoh itu bertemu, saling memandang dalam jarak yang jauh dan mencari jawaban dari hati mereka masing-masing.
    Hehe.. kira-kira begitulah, kak Ario pasti lebih jago meramunya menjadi novel roman dengan latar belakang sejarah yang apik. Nggak cuma menambah informasi tapi juga belajar dan kembali mengingat sejarah dengan cara yang menarik.

    BalasHapus
  21. Yeyen Nursyipa
    @YeyenNursyipa
    Bandung

    Kalau ario mau nulis novel roman dibalut sejarah lagi, kira-kira bagusnya angkat sejarah tentang apa? Alasan.

    Baca pertanyaan ini aku langsung kepikiran sama lagu iwan fals yang “si putri dan si fulan”. Lirik lagunya bisa dibikin cerita buat novel roman, tapi settingnya saat pemerintahan suharto. Putri sama fulan dipertemukan saat melakukan demonstrasi. Berkali-kali demonstrasi semakin mereka bertemu dan menjalin hubungan. Tapi kisah cinta ini diuji.

    Dan klimaksnya terjadi saat peristiwa malari, 15 januari 1974. Yang ada dibayanganku, gambaran tentang massa, termasuk putri dan fulan, yang menyambut kedatangan PM Tanaka dengan berdemonstrasi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Isunya tentang menolak modal asing terutama yang didominasi pihak jepang. Sampe nantinya tanggal 15 Januari terjadi demonstrasi anarkis di segala penjuru ibukota. Bahkan aku lihat di situs berita kalo demonstrasi ini massa menyerang semua yang berbau jepang. Mobil-mobil buatan jepang dibakar. Gedung yang ada hubungannya dengan jepang dirusak. Motor-motor dibakar. Bahkan tercatat sekitar 807 mobil, 187 motor dan 144 bangunan rusak. Dan kemudian terjadi penjarahan-penjarahan di toko-toko perhiasan.

    Tindakan yang suharto lakukan atas demonstrasi ini, yaitu menahan bahkan membunuh mereka yang terlibat aksi demo. Tercatat 11 orang meninggal, 300 luka-luka dan 775 orang ditahan.

    Nah, disini si fulan termasuk dalam orang yang ditahan. Dan konfliknya dateng ga Cuma dari keluarga yang ga setuju sama seorang ‘demonstran’, tapi juga dari setting politik itu sendiri yang ga memungkinkan buat melakukan pernikahan.

    Dan endingnya bisa pilih sendiri, bisa menyerah pada keadaan atau tetap memperjuangkan cinta dan berjuang bersama-sama melawan keotoriteran orde baru.

    Itu yang ada dibayangan aku soal novel sejarah.. :D

    BalasHapus
  22. Sejarah kerajaan Islam mulai berdiri. Ada banyak akulturasi budaya saat itu. Aku pengin tahu gimana caranya pemimpin berusaha memberi pemahaman pada masyarakat tentang agama Islam. Latar budaya, konflik agama, dan percintaan bakal menarik kalau dikemas dalam cerita fiksi. Tambah lagi, sejarah nama-nama tempat, gelar, raja, dan peninggalan-peninggalan di zaman itu mungkin bakal mudah kuingat kalau dikemas di sebuah novel.

    Meliya Indri - @MeliyaIndri - Semarang

    BalasHapus
  23. Pengin tahu aja, cara para pemimpin masyarakat pada masa itu gimana ya... Peralihan dari budaya Hindu Budha ke Islam, yang menghasilkan akulturasi budaya itu yang menarik. Seperti bangunan masjid yang mirip candi, wayang, seperti sesajen yang ternyata menyimbolkan ajaran islam, dll

    BalasHapus
  24. Review "Diary Koas Gigi Sinting" nya mana, Do? Muahahahahaha

    BalasHapus
  25. "Kalau Ario mau nulis novel roman dibalut sejarah lagi, kira-kira bagusnya angkat sejarah tentang apa? Kasih alasannya, ya!"

    Saya selalu tertarik dengan sejarah-sejarah peperangan di Indonesia, kemarin baca artikel tentang perang besar yang luput dari catatan sejarah nasional. Perang kedondong dari rakyat Cirebon. katanya perang ini berlangsung selama 20 tahun dan itu jauh sebelum berkobarnya perang Diponegoro. Menurut saya, roman cinta dikala perang besar itu ceritanya agak-agak mainstream. kalau bang Ario bisa bawa formula baru dalam cerita ini pasti bisa jadi keren banget mengingat belum banyak yang membuat cerita perang ini dalam catatan sejarah

    Sirajuddin Sudirman
    @la_siro
    Makassar

    BalasHapus
  26. Giveaway sudah DITUTUP, ya. Pemenang sudah diumumkan di Twitter. Terima kasih untuk yang sudah berpartisipasi. Tunggu giveaway berikutnya!

    BalasHapus

Silakan berkomentar. Lihat apa yang akan terjadi!