Mari Merayakan Malam Puisi!

Pernah ada yang bertanya, "Kenapa di sekolah kita jarang ada lomba puisi?" Mungkin maksud si Penanya adalah lomba menulis dan membacakan puisi.
Lalu, ada yang menjawab, "Kenapa membacakan puisi harus menunggu diadakan lomba?" Pertanyaan yang mengandung pernyataan bahwa tak seharusnya puisi menjadi hal-hal yang musiman layaknya penghujan, durian, dan liburan.
"Aku, kamu, dia, dan segelintir manusia, sama-sama memuja—tulisan berima yang disebut jelata pada umumnya sebagai—puisi. Lantas, kenapa kita tak merayakannya bersama?"

Kini, pertanyaan itu sudah terjawab. Walaupun bukan satu-satunya hal benar yang menjadi jawaban, tapi bisa dijadikan opsi paling mungkin di dalam salah satu soal pilihan ganda.

Malam Puisi.

Malam Puisi adalah sebuah ruang untuk membaca puisi yang diadakan pertama kali pada bulan Maret 2013 di Kedai Kopi Kultur, di Bali. Malam Puisi yang diadakan setiap sebulan sekali ini bertujuan untuk menyediakan ruang bagi pecinta puisi; baik itu pendengar, penulis, maupun pembaca puisi yang ingin menyuarakan karyanya di depan orang banyak. Selama 3 bulan pertama Malam Puisi di Bali berhasil menginspirasi rekan-rekan di daerah lain untuk mengadakan Malam Puisi di daerah mereka. Hingga bulan keenam, Malam Puisi telah diadakan di Bali, Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, Balikpapan, Medan, Purwokerto, Rantau Prapat, Bekasi, Bandung, Batam, dan Malang. Hingga kini antusiasme yang sangat besar, terlihat dari para pecinta sastra di seluruh Indonesia untuk mengadakan Malam Puisi di daerah mereka. (dikutip dari sini)




Malam Puisi pertama kali digagas oleh @commaditya @bentarabumi @ulansabit @elwa_ @iitsibarani @Primtje, yang juga menjadi penyelia Malam Puisi di kota-kota lainnya. Sampai saat tulisan ini dibuat, Malam Puisi sudah menyebar sampai ke 31 kota di Indonesia.

Salah satunya, kota Palembang, yang tak mau kalah turut mengadakan perhelatan Malam Puisi pertama kali pada Minggu (29 September 2013) atas inisiatif Arco Transep, Putra Zaman, dkk. Antusiasme anak-anak muda Palembang yang menyambut baik wadah penyaluran bakat dan penyedia ruang berpuisi ini, adalah alasan kenapa Malam Puisi Palembang jadi rutin diadakan setiap bulannya.

Aku ingat betul, panggung Malam Puisi pertama di Palembang saat itu adalah tempat pertama kali aku membacakan puisi di depan khalayak cukup ramai, setelah sebelumnya empat tahun yang lalu hanya membaca puisi di depan kelas karena tuntutan tugas sekolah. Lihat Aku dari Jarak yang Miliar Inci yang semula hanya jadi pajangan di layar maya, akhirnya menjelma menjadi bait-bait yang bersuara. Puisiku dibacakan olehku.

Lewat satu bulan setelahnya, statusku sudah bukan lagi sekadar pembaca puisi, tapi menjadi penggerak Malam Puisi. Semoga kesannya perlente.


Penggerak Malam Puisi Palembang
E-flier bulan September, Oktober, dan November
E-flier bulan Desember, Januari, dan Februari 




14 Februari 2014, sebanyak 24 kota di Indonesia serempak mengadakan Malam Puisi di kotanya masing-masing, dengan mengusung tema #LovePoetry. Keriannya bisa dilihat di linimasa twitter @MalamPuisi.


Tagline "Datang, dengar, dan bacakan puisimu!" merebak dengan lajak. Sajak-sajak berkumandang di mana-mana dengan gancang. Anak muda yang mati rasa akan sastra, seolah menemukan guanya. Malam-malam tak lagi perlu dihabiskan dengan membatu di petak kamar, terkoteng-koteng menuliskan bait panjang tak bertuan, dan rima-rima jenjang tak beruang untuk ditujukan.

Ada cara syahdu untuk merayakan kesedihan, kebahagiaan, dan ke-waktu kosong-an. Datang, dengar, dan bacakan puisimu. Mari ber-#MalamPuisi!


-------------
Sebagian besar gambar dicolong dari blog @dyazafryan. Terima kasih.

Posting Komentar

8 Komentar

  1. hahaha... sampe ke baju2 ditampili.. :D
    sukses kakak... :D

    BalasHapus
  2. Gue pernah ke acara malam puisi di Malang, kebetulan disuruh jadi MC hehe. Keren, ada yang sampe nangis2. :|

    BalasHapus
  3. Sukses terus malam puisinya,,,,

    BalasHapus
  4. Lihat aku dari jarak yang miliar inci.
    Puisi fenomenal yang jarang terdengar lagi :(

    BalasHapus

Silakan berkomentar. Lihat apa yang akan terjadi!