Merayakan Film-Film Pendek M. Reza Fahriyansyah


"Orang mati kok ndak bisa dikubur? Aturannya siapa ini? Dari mana? Binatang aja bisa dikubur!" ucap Bu Asih, karakter yang dimainkan dengan sangat luar biasa oleh Christine Hakim dalam film Daun di Atas Bantal (1998).

Film lawas besutan Garin Nugroho itu menampilkan sebuah ironi yang menunjukkan betapa muramnya wajah negeri ini; yang telah mengeloskan aturan tak resmi tentang 'larangan' mengubur jasad orang tanpa identitas atau yang tak terdaftar sebagai warga di salah satu kampung.

Kebiasaan ganjil itu mungkin sudah lama kita tinggalkan sejak dibuatnya protokol resmi perihal pemakaman jenazah tanpa identitas, bahkan ada TPU khusus yang dijadikan tempat pemulasaran bagi jasad-jasad tanpa nama.

Namun, apa jadinya jika ada orang yang sudah meninggal, bahkan identitas dirinya jelas, tapi justru pemakamannya dipersulit negara? Isu inilah yang coba diangkat M. Reza Fahriyansyah dalam film pendek berjudul Kembalilah dengan Tenang / Rest in Peace (2018) yang berkisah tentang krisis lahan pemakaman bagi masyarakat kelas bawah.

Betapa ironisnya, ketika seorang sanak saudara baru saja meninggal, di tengah kedukaan keluarga yang ditinggalkan masih harus mengalami beban moral dan ekonomi untuk membayar kaveling tanah—tempat jenazah dipusarakan. Belum lagi, langkanya tanah kuburan juga berdampak pada tingginya harga. Menumpuk jenazah pun jadi solusinya yang tak terelakkan.

Meski permasalahan sosial semacam itu bisa terjadi di daerah mana saja, Reza secara sadar memilih latar kota Yogyakarta. Sama halnya dengan latar cerita Kisah Cinta dari Barat / West Love (2021), film pendek karya Reza yang menceritakan tentang sepasang kekasih yang sedang membahas impian mereka untuk bekerja di sebuah bandar udara, yang baru saja dibangun tak jauh dari desa tempat mereka tinggal. Kita tahulah kalau yang dimaksud adalah Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo.

Sekilas, film itu tak ubahnya drama romantis biasa, tapi Reza berhasil mengisinya dengan muatan isu tentang peminggiran warga lokal. Sebuah ironi yang minor disorot dalam kampanye pemerintah perihal agenda investasi atau potensi ekonomi atas dibangunnya bandara baru tersebut. Mungkin hanya segelintir yang sadar bahwa warga di Kulonprogo banyak yang kehilangan mata pencaharian mereka alih-alih memperoleh lapangan kerja baru akibat relokasi atau dalam bahasa kasarnya: penggusuran.

Bergeser sekitar empat puluh kilometer dari pusat kota Yogyakarta, Reza kembali menyuguhkan kisah tentang sepasang pasutri lansia yang merayakan hari ulang tahun pernikahan mereka di salah satu sudut Candi Borobudur. Dalam film yang diberi judul Golden Age (2022) itu, kita akan menyaksikan kisah yang hangat sekaligus emosional; bukan semata tentang cinta, tapi juga tentang penerimaan terhadap pasangan. Bahwa semarah apa pun seseorang kepada pasangannya, selama bisa menahan ego dan saling pengertian, keduanya akan tetap kembali.

Secara konsisten, M. Reza Fahriansyah selalu mengangkat topik dan isu dari kalangan menengah ke bawah dan rural dalam film-filmnya. Tak hanya menciptakan karya personal, ia juga berupaya menyajikan tema film yang reflektif terhadap gejala di sekitar. Seperti halnya isu paling sensitif yang ia angkat dalam Dancing Colors (2022), film yang berhasil meraih Piala Citra dalam perhelatan FFI 2022 untuk kategori film cerita pendek terbaik.

Film itu menceritakan tentang seorang remaja yang seolah-olah hidup dalam kungkungan karena tak bisa menjadi diri sendiri dalam lingkungannya. Akibat tak kuasa membendung hasrat untuk menari—aktivitas yang sudah menjadi hobinya, ia dianggap keluarganya telah kerasukan jin.

Di bawah tekanan orang tua dan pandangan buruk masyarakat, ia pun terpaksa menerima anjuran untuk dirukiah oleh salah seorang ustaz. Lewat tindakan eksorsis itulah, sang protagonis memanfaatkan momen emasnya untuk menari dengan leluasa. Orang-orang yang menyaksikan tarian itu menganggapnya sebagai reaksi atas pemberontakan jin, padahal sebaliknya, itu adalah perayaan kebebasan oleh manusia yang memiliki hak atas tubuhnya sendiri.


Posting Komentar

0 Komentar