[Review] Penaka — Altami N.D.

Rasanya sudah lama sekali tak membaca novel roman, khususnya dalam lini metropop. Tapi entah kenapa saat melihat novel ini, terutama saat mengeja judulnya, memandang sampulnya, dan membaca blurb-nya, sulit untuk tak segera memasukkannya dan daftar buku-yang-ingin-dibaca.

Judulnya Penaka, yang dalam KBBI V bermakna sebagai, seperti, seolah-olah.



Judul : Penaka

Penulis : Altami N.D.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 28 September 2022
Cetakan : Pertama
Tebal : 216 hlm
ISBN : 9786020664118


Pernikahannya memang baru berumur dua tahun, tapi Sofia sudah mau menyerah saja. Suaminya tidak hanya kecanduan game online, tapi juga super berantakan. Laksana bahkan beberapa kali membahayakan anak mereka tanpa sadar. Ngawur!

Karena tidak mau terjebak lebih lama, Sofia minta cerai. Ia bertekad mewujudkan impiannya agar tidak lagi merasa ketinggalan dari orang-orang di sekelilingnya. Namun, sehari setelah berikrar siap menjadi single parent, Sofia terbangun dan menyadari dirinya berubah menjadi... botol minum!

Sofia panik. Ia tiba-tiba berubah menjadi kucing, anjing, atau orang asing. Situasi ini membingungkan! Apalagi ketika ia menemukan rahasia-rahasia tak terduga dari orang-orang terdekatnya.

Lalu, bagaimana dengan rencana-rencana hidupnya? Bagaimana nasib anak semata wayangnya yang masih balita? Sofia harus segera menemukan cara untuk bisa kembali ke wujud asalnya.

Kisah pengembaraan ke tubuh orang lain tentu bukan hal yang baru dalam ranah fiksi, bahkan sudah sering kita temui dalam cerita novel lain ataupun medium film. Sebut saja The Beauty Inside, Every Day, hingga 7 Days. Bedanya, konsep body-swap yang dipilih Altami bukan hanya perpindahan antartubuh manusia saja, tetapi juga pada benda-benda mati seperti... botol minum.

Kendati banyak elemen delusif yang menyertai plot novel ini, patut diapresiasi bahwa topik yang diangkat sangat peka terhadap gejala sosial yang sering terjadi, terutama dalam kehidupan pasangan muda yang baru berkeluarga. 

Cukup banyak isu penting yang disinggung, mulai dari persoalan domestik rumah tangga, masalah komunikasi, kecanduan gim, tentang pola asuh anak, hingga dilema moral ketika seseorang terpaksa masuk ke ruang privat orang lain. Semua sesuai porsinya.

Yang masih mengganjal mungkin perihal kausal, yakni penyebab Sofia bisa masuk ke tubuh benda atau entitas tertentu. Kalau dalam 7 Days misalnya, tubuh yang dihuni oleh sang protagonis adalah orang-orang yang pernah ia cemburui hidupnya. Namun dalam kasus Penaka, mustahil Sofia cemburu dengan kehidupan si botol minum, kan? Atau mungkin alasannya sesimpel mereka hanya pernah bersinggungan?

Meski begitu, tetap saja Penaka adalah tipikal novel yang mudah dinikmati. Ide cerita unik dengan konflik yang relevan, narasi yang gampang dicerna, gaya bercerita yang ringan dan sering kali menghibur, serta—ini yang paling penting—tak terlalu berusaha menjejalkan nilai moral kepada pembacanya.

Perempuan itu tidak boleh menyusahkan laki-lakinya, laki-laki juga tidak boleh membiarkan perempuannya hidup susah.

Posting Komentar

0 Komentar