Rekomendasi Film Untukmu #2

Aku akan merekomendasikan tiga film di blog ini dan kamu boleh merekomendasikan tiga judul film lain di kolom komentar. Bisa film lama atau baru, dari negara mana pun. Kali ini kita punya film dari India, Thailand, dan USA.

Genre: Drama
UDAAN (2010)

Dalam satu dekade terakhir, banyak sekali film produksi India yang menarik. Udaan mungkin tidak sepopuler 3 Idiots (2009), Taare Zameen Par (2007), atau Bajrangi Bhaijaan (2015); tapi selain kualitasnya bagus, rasanya ini termasuk jenis film bollywood yang langka dan sayang jika dilewatkan.
Bercerita tentang Rohan Singh (Rajat Barmecha), siswa di sekolah asrama yang di-drop out karena ketahuan menonton film 'dewasa' bersama ketiga temannya. Dengan terpaksa, Rohan dipulangkan ke rumah, dan bertemu lagi dengan ayahnya yang sudah tak ia temui selama bertahun-tahun.
Sesampainya di rumah, Rohan harus menghadapi kenyataan bahwa ayahnya tetaplah orang yang sama yang mengirimnya ke sekolah asrama delapan tahun lalu. Sosok ayah yang sangat otoriter, keras, dan temperamental. Hanya dua hal yang berubah, yaitu fakta bahwa ayahnya sudah menikah lagi—walau kemudian gagal—dan ada anak berumur 6 tahun yang kini menempati kamar tidurnya.
Udaan adalah film yang sederhana, penuh makna, dan relatable karena sering terjadi di sekeliling kita. Ada begitu banyak anak yang mengubur impiannya karena terhalang idealisme orang tua, seperti yang dialami Rohan ketika ayahnya menolak keras passion-nya sebagai penulis.
Dengan cerita yang intens, film debut Vikramaditya Motwane ini bahkan membuat kita lupa kalau tidak ada pemeran utama perempuan di dalamnya. Sebagai drama coming of age, film ini penuh ironi, tapi sangat realistis.


Genre: Thriller, Horror
COUNTDOWN (2012)

Jack (Pachara Chirathivat), Bee (Jarinporn Junkiet), dan Pam (Pataraya Krueasuwansiri)—tiga remaja asal Thailand yang tinggal di New York, berencana mengadakan pesta malam tahun baru seraya mengisap ganja di apartemen. Mereka mengontak Jesus, seorang pemasok narkoba, untuk mengantarkan paket ganja sebelum hitung mundur (countdown) menuju tahun 2013. Yang tak mereka sangka, ternyata kedatangan Jesus akan mengubah hidup mereka.
Jauh sebelum merilis film sebaik dan sebagus Bad Genius (2017), Nattawut Poonpiriya sudah lebih dulu memulai debut film panjang pertamanya dengan ide yang terbilang segar di perfilman Thailand. Di tengah maraknya genre horor dan komedi romantis, ia malah membuat film thriller dengan latar ruang sempit.
Film ini bukan semata-mata ingin tampil mencekam tanpa juntrungan, tetapi lebih dari itu. Kehadiran sosok Jesus yang 'mengintai' ketiga remaja tersebut lebih seperti alegori untuk mengajak penonton berkontemplasi atas apa-apa yang telah diperbuat selama setahun ke belakang.


Genre: Crime, Drama
BOMB CITY (2017) 

Diangkat dari kisah nyata, film ini menceritakan perselisihan antara kelompok punk dengan geng atlet SMA populer. Konflik sosial itu bermula dari persoalan sepele sebetulnya, tapi berujung pada insiden tragis yang menimpa Brian Deneke yang malang.
Lewat film debutnya, sutradara Jameson Brooks ingin menunjukkan pada penonton bagaimana kakunya kebebasan berekspresi di Amerika Serikat, khususnya di kota Amarilo, Texas pada tahun 1997. Gaya hidup yang dipilih oleh Brian Deneke dan kawan-kawannya adalah bentuk penentangan terhadap otoritas. Bagi mereka itulah seni, meskipun ganjil bagi kalangan konservatif.
Tanpa perlu menampilkan banyak kilas balik yang menjelaskan latar belakang para tokohnya, Bomb City lebih fokus menyorot kronologi kejadian yang akhirnya membawa kedua kubu ke ruang sidang. Pada akhirnya, film ini bukan hanya menggambarkan diskriminasi terhadap kelompok punk, lebih lagi bagaimana strata sosial bisa memengaruhi proses peradilan.
Walaupun ide ceritanya jelas-jelas sangat maskulin, klimaks film ini cenderung bikin patah hati. Mungkin karena di penghujung film, penonton jadi tahu pada siapa mereka seharusnya berempati.


It's your turn! Can you suggest me some good movies?

Posting Komentar

0 Komentar