[Review] Di Bawah Langit yang Sama — Helga Rif

Setelah sukses dengan seri "Setiap Tempat Punya Cerita" atau sering disingkat STPC, kali ini GagasMedia meluncurkan seri teranyar yang diberi nama "Indonesiana". Berbeda dengan seri STPC yang menggabungkan kisah fiksi dan traveling experience (semuanya berlatar kota di luar negeri), maka seri Indonesiana menggabungkan kisah fiksi dengan latar lokal dan budaya dari daerah di Indonesia. 

Cerita di seri Indonesiana memuat plot yang menampilkan drama, romantisme, kekayaan budaya, dan keindahan tempat di Indonesia. Bersama penulis dan tokoh-tokoh di seri ini, pembaca diajak untuk ikut bertualang ke sudut-sudut daerah Indonesia.

Seri Indonesiana pertama yang kubaca adalah Di Bawah Langit yang Sama karya Helga Rif . Kalau kamu?



Judul : Di Bawah Langit yang Sama
Penulis : Helga Rif
Penerbit : GagasMedia
Tahun terbit : 2015
Cetakan : pertama
Tebal : 276 hlm
ISBN : 979-780-811-4

Di kotaku, gadis-gadis berkebaya meriung merangkai bunga.
Menyanyikan kidung. Juga membicarakan cinta, yang ternyata tak semudah yang kita sangka.

Seperti cintaku, yang kini kupertanyakan di tepi pura dekat taman bunga.
Dia dan aku sungguh berbeda meski berada di bawah langit yang sama.
“Kau seperti kupu-kupu,” katanya, “yang sempurna dan cantik warnanya.”
Seharusnya, aku bahagia mendengarnya.
Namun, aku sadar, sayapku tak bisa terbang bebas.

Cinta tumbuh di tempat yang jauh, sementara sayapku terikat di sini.
Di pulau para dewa, yang menyimpan banyak rindu untuk memanggilku kembali.
Yang nyanyian ombak di pantainya mampu mendamaikan risau di hati.

Langit masih memiliki warna yang sama, aku dan dia berada di bawahnya.
Kami mengirimkan cinta dan doa.
Namun, diam-diam juga saling bertanya, apakah doa kami akan sampai ke tempat yang sama?

Jika kau pernah mendengar kisah serupa, kabarkan kisahnya ke Pulau Dewata; apakah bahagia atau sesal yang ada di ujung kisahnya?

—Indira

Indira, seorang gadis keturunan Bali yang meneruskan kuliahnya di Singapura. Setelah tamat kuliah, ia lanjut bekerja di sebuah perusahaan tekstil sebagai seorang desainer. Di sanalah ia mulai dekat dan berpacaran dengan pria bernama Maximilian Liem, yang kebetulan adalah atasannya sendiri sekaligus anak dari pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

Suatu saat ia ditawari Max sebuah proyek besar dengan Mr. Howard, seorang klien penting dari Australia, bertepatan dengan berita duka yang ia dapat dari Bali sesaat kemudian. Indira mendapat kabar dari Iswara, adiknya, bahwa Niang—panggilan nenek untuk masyarakat Bali yang berkasta kesatria—baru saja meninggal dunia. Sebuah berita duka yang membuat Indira harus segera pulang ke Bali dan meninggalkan kerjaannya, proyek besar dengan Mr. Howard, dan juga kekasihnya—Max.
Pribadi orang Bali memang sangat terbuka dalam menerima budaya asing. Tetapi, tidak dengan adat. Adat memiliki aturannya sendiri dengan ketat. 
Di sinilah bagian paling menarik dari novel ini. Aku suka sekali dengan deskripsi budaya Bali yang digambarkan penulis, belum lagi elemen-elemen adatnya, dan hal-hal yang erat sekali dengan agama Hindu. Aku baru tahu kalau upacara ngaben—upacara kremasi atau pembakaran jenazah di Bali—ternyata cukup merepotkan dan memakan waktu lumayan lama. Pernah juga baca di sebuah artikel lain, kalau upacara adat ini bisa menghabiskan dana puluhan bahkan ratusan juta hanya untuk sebuah ritual bagi orang yang sudah meninggal. Padahal puluhan juta itu setara dana yang bisa dibelikan iPhone 6s oleh orang yang masih hidup.

Setelah pulang ke Bali, waktu Indira banyak tersita untuk merayakan upacara ngaben neneknya. Selain desain pesanan untuk proyek dengan Mr. Howard yang terbengkalai, ia juga terpaksa memperpanjang masa cuti kerja karena upacara ngaben baru akan selesai berminggu-minggu kemudian. Lamanya Indira di Bali membuat ia dipertemukan kembali dengan Gung Wah, teman main semasa kecilnya yang setelah tamat SMP merantau ke Jakarta. Masalah muncul ketika Gung Wah ternyata menaruh hati untuk Indira. 
Bukankah jodoh di tangan Tuhan, Gung? Kenapa kita sebagai manusia membuat aturan sendiri?
Konflik novel ini dekat sekali dengan persoalan adat. Kita mengenal ada empat kasta di Bali, yaitu Brahmana, Kesatria, Wesya, dan Sudra. Di Bali, perkara kasta sangat sering menjadi pro-kontra, terutama dalam masalah pernikahan. Ada aturan bahwa perempuan yang menikah harus mengikuti kasta suaminya. Konflik semakin kompleks ketika Indira terjepit dalam keadaan yang serba memaksa; memilih Max—laki-laki beragama Budha yang punya status sosial dan ekonomi yang bagus di Singapura, atau memilih Gung Wah—laki-laki berkasta sama yang dalam sistem kasta bisa masuk ke dalam keluarganya, tetapi tidak dicintainya. Rumit, kan? Lebih rumit daripada insiden nggak sengaja nge-like foto mantan di Instagram.
Aku hanyalah seorang wanita yang harus memegang peran sebagai seorang penerus keturunan keluargaku. Aku mencintaimu, tetapi aku juga mencintai keluargaku. 
Berbeda dengan novel lain yang mengangkat latar Bali, novel ini hampir nggak 'menjual' tempat-tempat wisata yang ada di Bali, seperti Pantai Kuta, Pura Tanah Lot, atau Pantai Jimbaran. Seingatku, satu-satunya tempat wisata yang disebut cuma Danau Batur Kintamani. Tapi tetap saja, novel ini akan membuat kita dekat dengan Bali karena budaya, adat, ritual, dan kearifan lokalnya yang kental.

___________________

Penasaran bagaimana cerita dari seri Indonesiana yang lain? Silakan pantau ulasan dari penulisnya dan para blogger-host yang lain di event One Book One Day GagasMedia sampai akhir Februari nanti!


Posting Komentar

4 Komentar

  1. wah belum kebeli. semoga segera. tapi saya penasaran dengan deskripsi Bali. Soalnya, saya pernah baca novel dengan ulasan Bali dan saya sampai berangan-angan ingin ke Bali mencari ketenangan

    BalasHapus
  2. Wah, bagus banget review-nya, jadi pengen jugA baca novel ini, apalagi unsur adat dan budaya Bali-nya sangat kental, trus penasaran apa yang akan Indira pilih,, semoga bisa berkesempatan baca novel @helgarif ini..

    BalasHapus
  3. baru tahu kl gagas ada seri indonesiana, thx reviewnya...

    BalasHapus

Silakan berkomentar. Lihat apa yang akan terjadi!