Dulu sewaktu masih kecil, entah umur berapa, di luar rumah sedang ada penampakan gerhana matahari. Aku tinggal di kampung, dan saat itu jalan raya sepi. Segelintir orangtua kompak untuk menyuruh anak-anaknya berkurung dalam rumah. "Jangan keluar rumah, nanti mata kalian rusak," kata mereka. Sampai bertahun-tahun kemudian, gerhana matahari seolah jadi momok, setidaknya buatku―anak kampung yang selalu ingat pesan orangtuanya.
Sepanjang tahun 2015, di berbagai portal berita daring dan linimasa media sosial sedang gencar dielu-elukan bahwa pada tahun 2016, Indonesia akan jadi incaran turis asing karena fenomena gerhana matahari total. Kok, bisa? Berbekal rasa penasaran, aku bertanya ke beberapa teman. Tapi nihil, nggak banyak yang tahu. Akhirnya aku melakukan pendalaman materi terkait gerhana matahari total (selanjutnya disingkat GMT) untuk dirangkum ke dalam tulisan ini. Mungkin bisa bermanfaat.
9 Maret 2016, Gerhana Matahari Total |
Gerhana matahari total adalah saat di mana seluruh piringan matahari tertutupi oleh piringan bulan. Peristiwa ini menyebabkan cahaya matahari terhalang menuju ke suatu wilayah yang berpelurus dengan keduanya. Akibat dari fenomena GMT ini bisa sangat menakjubkan; siang akan segelap malam, terlihat Merkurius dan Venus di dekat Matahari, dan hewan nokturnal seperti kelelawar akan mengalami dilematik apakah ini waktunya tidur atau waktunya untuk memulai aktivitas.
Gerhana matahari bukan hanya total, tetapi ada juga gerhana matahari sebagian dan gerhana matahari cincin. Gerhana matahari merupakan fenomena langka karena waktu terjadinya nggak setiap bulan, bahkan di satu tempat harus menunggu hingga puluhan tahun untuk menyaksikan gerhana.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mencatat dalam kurun waktu satu abad Indonesia merdeka, yakni dari tahun 1945 hingga 2045, terjadi 33 gerhana matahari; 18 Gerhana matahari sebagian, 9 gerhana matahari total, dan 6 gerhana matahari cincin.
Fakta yang harus dicatat sejarah dalam waktu dekat adalah Indonesia akan jadi satu-satunya negara yang dilintasi GMT. Ya, GMT pada 9 Maret 2016 nanti hanya terjadi di Indonesia. GMT di Indonesia terakhir kali terjadi 21 tahun lalu, tepatnya pada 24 Oktober 1995.
Jalur GMT di Indonesia |
Fenomena langka GMT tahun 2016 ini bisa disaksikan dari 11 provinsi di Indonesia, yaitu Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Dalam skala lain, kota di Indonesia yang akan kebagian GMT adalah Bengkulu, Palangkaraya, Balikpapan, Tanjung Pandan, Palu, Ternate, dan Palembang.
Palembang! |
Sebagai warga yang kebetulan berdomisili di Palembang, mungkin wajar kalau aku melakukan selebrasi seperti misalnya melompati lingkaran api atau memeluk Percha Leanpuri, saking bangganya mendengar kabar ini. Saat mengikuti forum bincang-bincang dengan rekan-rekan netizen dan Ibu Irene Camelyn Sinaga, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan pada 16 Januari 2016 lalu, beliau memberi tahu bahwa sudah ada puluhan wisatawan mancanegara yang memesan hotel di Palembang untuk menyaksikan GMT mendatang.
Untuk menyambut kedatangan wisawatan tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan akan menyiapkan tempat khusus bagi masyarakat yang ingin menyaksikan GMT. Lokasi yang cukup strategis dan dipilih jadi tempat untuk menyaksikan GMT adalah Jembatan Ampera dan lantai paling atas Hotel Aryaduta, Palembang. Nantinya, Jembatan Ampera akan ditutup sementara selama fenomena GMT berlangsung.
Peristiwa berlangsungnya gerhana matahari total di Indonesia memiliki waktu yang berbeda-beda. Di Palembang, durasi GMT adalah sekitar 1 menit 50 detik.
Matahari terbit : 6:10 AM
C1: 6:20:29 AM Ketinggian Matahari +2.5º
C2: 07:20:48 AM Ketinggian Matahari +17.5º
Puncak Gerhana: 07:21:43 AM Ketinggian Matahari +17.7º
C3: 07:22:38 AM Ketinggian Matahari +18.0º
C4: 08:31:25 AM Ketinggian Matahari +35.1º
Waktu mulainya GMT dan durasinya di beberapa wilayah |
Aku jadi teringat lagi dengan pesan bapak dulu, "Jangan keluar rumah, nanti mata kalian rusak." Dulu. Sekarang aku jadi kepikiran untuk menelepon bapak di rumah di kampung, mau mengonfirmasi bahwa GMT bukanlah bencana, tapi GMT itu adalah fenomena alam yang indah dan patut disaksikan. Perihal radiasi GMT yang bisa merusak mata memang nggak sepenuhnya salah, tapi apa yang nggak bisa diatasi di zaman teknologi canggih seperti sekarang ini? Kecuali kamu membuat masalah dengan cewek yang sedang PMS, itu sangat sulit diatasi.
Mengamati GMT dengan mata telanjang memang berpotensi merusak mata, bahkan dapat menyebabkan buta permanen jika kita ceroboh mengamatinya dengan tanpa alat bantuan, seperti kacamata matahari yang dilapisi fiter khusus. Untuk pengguna teleskop, bisa dengan memasang filter matahari saat pengamatan. Nah, kalau nggak punya alat bantu keduanya, bagaimana? Kita masih bisa mengamati GMT lewat kertas lubang jarum―dengan makna harfiah, kertas yang dilubangi dengan jarum―cara ini lebih aman untuk melihat matahari secara langsung.
Jadi, bagaimana? Sudah siap untuk datang ke Festival Gerhana Matahari Total 2016? Ayo ke Palembang!
Sumber rujukan:
8 Komentar
Apakah ada bidadari yang turun saat GMT?
BalasHapus*pertanyaan dikala lapar* *abaikan*
Nggak ada, Kak.
Hapus*abaikan*
Kalau di serial Heroes, ketika gerhana matahari bikin para hero gak bisa ngeluarin kekuatannya.
BalasHapusBtw, saya sampai googling apa itu Percha Leanpuri. Ternyata nama orang percampuran Lematang Ogan Way Umpu Komering.
Hahaha. Itu nama anaknya Bupati Ogan Komering Ulu Timur, daerah rumahku di kampung. Cantik, kan? Dulu sempat jadi caleg paling muda sekabupaten.
HapusWah, jangan sampai lewatkan kesempatan itu. Iya kalau di Jawa Timur dilewatin aku juga bakal menanti-nanti. :D
BalasHapusWah, aku harus mau menyaksikan fonemana alam ini :D
BalasHapushihi
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk siaaalll kenapa tempat gue gak kebagiaan! *guncang guncang matahari*
BalasHapusSayang banget kemarin gerhananya cuman bisa dilihat dari TV..
BalasHapus-
mengejar gerhana
Silakan berkomentar. Lihat apa yang akan terjadi!