[Review] The Psychology of Money — Morgan Housel

Setiap orang ingin menjadi lebih kaya agar lebih bahagia. Masalahnya, standar kekayaan setiap orang berbeda, tergantung sampai di mana ia merasa cukup (ada kaitannya dengan rasa syukur). Begitu pun dengan kebahagiaan yang merupakan subjek rumit karena ukurannya sungguh samar-samar.

Meski begitu, ada satu hal yang cukup jelas dari keingin seseorang untuk menjadi kaya dan memiliki banyak uang: mereka ingin memegang kendali atas hidupnya. Pada lain kasus, mungkin juga ingin memegang kendali atas hidup orang lain. 

Melalui buku The Psychology of Money yang saat ini sudah menjadi 'kitab sejuta umat', Morgan Housel memandang bahwa keinginan manusia untuk menjadi kaya sebetulnya berdasar dari psikologi. Ia mencoba meyakinkan kita bahwa mengelola uang dengan baik (cara untuk menjadi kaya) tak ada hubungannya dengan kecerdasan, melainkan lebih banyak berhubungan dengan perilaku.

Judul : The Psychology of Money
Penulis : Morgan Housel
Penerbit : Baca
Tahun terbit : 2020
Cetakan : Pertama 
Tebal : 262 hlm 
ISBN : 9786026486578

Kesuksesan dalam mengelola uang tidak selalu tentang apa yang Anda ketahui. Ini tentang bagaimana Anda berperilaku. Dan perilaku sulit untuk diajarkan, bahkan kepada orang yang sangat pintar sekalipun. Seorang genius yang kehilangan kendali atas emosinya bisa mengalami bencana keuangan. Sebaliknya, orang biasa tanpa pendidikan finansial bisa kaya jika mereka punya sejumlah keahlian terkait perilaku yang tak berhubungan dengan ukuran kecerdasan formal.

Uang―investasi, keuangan pribadi, dan keputusan bisnis―biasanya diajarkan sebagai bidang berbasis matematika, dengan data dan rumus memberi tahu kita apa yang harus dilakukan. Namun di dunia nyata, orang tidak membuat keputusan finansial di spreadsheet. Mereka membuatnya di meja makan, atau di ruang rapat, di mana sejarah pribadi, pandangan unik Anda tentang dunia, ego, kebanggaan, pemasaran, dan berbagai insentif bercampur.

Dalam The Psychology of Money, penulis pemenang penghargaan, Morgan Housel membagikan 19 cerita pendek yang mengeksplorasi cara-cara aneh orang berpikir tentang uang dan mengajari Anda cara memahami salah satu topik terpenting dalam hidup dengan lebih baik.


Bagi kalangan yang sudah berkutat jauh dengan persoalan keuangan, tentu sudah tak asing dengan istilah "high risk high return" yang sering digunakan dalam dunia investasi. Nah, di sini Housel menjelaskan bahwasanya keberuntungan dan risiko adalah saudara kandung. Keduanya adalah realitas bahwa semua hasil dalam hidup dipengaruhi kekuatan-kekuatan selain usaha pribadi.

Pada bab lain, ia mengatakan bahwa mendapatkan uang dan menyimpan uang adalah keahlian yang berbeda. Kita mungkin bisa dengan mudah mendapatkan uang, entah dari gaji atau sumber lain, akan tetapi berapa banyak orang yang punya inisiatif untuk menabungkannya alih-alih membelanjakan uang tersebut?

Hal itu juga yang kemudian mendasari Housel untuk membedakan definisi memiliki kekayaan (wealthy) dan kaya (rich). Bukan sekadar semantik saja, kata Housel. Menurutnya, kekayaan merupakan sesuatu yang tersembunyi. Kekayaan adalah pendapatan yang tak dibelanjakan, pilihan yang belum diambil untuk membeli sesuatu kelak.

Intinya, menguasai literasi keuangan saja tak cukup, sebab bagian terpentingnya ada pada perilaku kita. Tabungan pribadi dan gaya hidup sederhana—itu sudah!—adalah rumus uang yang paling bisa dikendalikan dan punya peluang 100% efektif, entah sekarang maupun untuk masa mendatang.

Yuk! Saatnya menabung dan kurangi berfoya-foya!

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Mesti-nya mereka yang baru masuk dunia trading selalu gamang bagaimana menentukan arah pasar selanjutnya;
    apakah naik atau turun?

    dan berfikir menebak -dengan benar- itu bisa membuat mereka menjadi profitable trader.

    Jadi ya trading tidak lebih dari, game of guessing. dan pasti, ada yang lebih pandai dalam menebak dan itu adalah mereka yang berhasil mengalahkan market dan meyandung status profitable trader -mimpi yang ingin kalian rengkuh namun selalu gagal bukan?-.

    dan inilah kesalahan pertama seorang trader yang menyeret mereka menjadi consistent loser, ketika berfikir bahwa semakin pandai seseorang 'menebak' maka semakin tebal dompet mereka.

    Masalah para utama trader yang membuat mereka selalu melakukan trading error; itu ada di dalam pikiran mereka sendiri.

    Bukan chart

    Cheerssssss

    BalasHapus

Silakan berkomentar. Lihat apa yang akan terjadi!