[Review] Jika Kucing Lenyap dari Dunia — Genki Kawamura

Diterjemahkan dari novel 世界から猫が消えたなら―Sekai kara neko ga kieta nara karya Genki Kawamura, novel yang diberi judul Jika Kucing Lenyap dari Dunia dalam versi Indonesia ini ternyata bukanlah novel tentang masa apokaliptik yang menyerang kaum kucing.


Judul : Jika Kucing Lenyap dari Dunia
Penulis : Genki Kawamura
Penerbit : Penerbit Baca
Tahun terbit : 2021
Cetakan : Ketiga
Tebal : 262 hlm
ISBN : 978-602-6486-43-1

Apakah yang akan kamu lakukan jika umurmu tinggal hitungan hari? Apa perasaanmu jika kamu akan segera mati?

Seorang lelaki muda penyendiri yang bekerja sebagai tukang pos divonis mengidap kanker stadium akhir. Umurnya tinggal sebentar lagi. Dalam kekalutan, datang tawaran menggiurkan untuk melakukan perjanjian dengan Iblis agar hidupnya terselamatkan. Syaratnya: setiap hari dia harus bersedia menghilangkan sebuah benda yang dia sayangi dari dunia ini. Jika kamu yang berada pada posisi dia, maukah kamu menerima tawaran sang Iblis?

Jika ya, benda apa yang rela kamu hilangkan? Maukah kamu menghilangkan mantan pacarmu? Maukah kamu melenyapkan binatang kesayanganmu dari dunia yang aneh ini

Novel unik ini tak hanya asyik dibaca dan sangat menghibur, tapi juga akan memberi kita pencerahan tak terduga, sekaligus membuat kita tertawa, menangis, dan merenung.

Diawali dengan cukup dramatik, novel ini justru bercerita tentang seorang pria penyendiri yang bekerja sebagai tukang pos (postman). Suatu hari ia menyadari bahwa umurnya sudah tak lama lagi setelah divonis mengidap tumor otak stadium IV.

Saat sedang kalut menghitung berapa lama sisa hidupnya, sang postman tiba-tiba kedatangan seorang iblis yang menjelma doppelgänger dirinya sendiri. Saat itulah ia mendapat tawaran menggiurkan untuk melakukan perjanjian dengan iblis, yaitu untuk menghilangkan benda paling disayangi dari dunia ini agar jatah hidupnya bertambah.

Sepanjang halaman buku, kita diajak melihat perjalanan sang postman menemukan apa yang benar-benar penting dalam hidupnya. Misalnya, bagaimana ia harus merelakan seluruh kenangan dengan mantan kekasihnya setelah telepon dihapus dari dunia. Kemudian kehilangan sosok sahabat seiring dengan hilangnya seluruh jenis film yang ada di dunia. Semakin berat ketika eksistensi jam turut dihapuskan, sebab itulah sumber penghasilan ayahnya yang seorang tukang reparasi jam.⁣

Lantas, bagaimana ia bisa siap kehilangan makhluk berbulu dan paling menggemaskan di dunia yang kita sebut kucing itu? Apalagi ketika ia tahu bahwa kucing miliknya jugalah yang menyatukan ikatan batin antara ia dan mendiang ibunya.

Novel ini mengajak kita melihat perspektif tentang koneksi manusia dan rekonsiliasinya, terutama dalam menghadapi prinsip lama yang mesti dihadapi manusia bahwa untuk memperoleh sesuatu terkadang kita harus siap kehilangan sesuatu.⁣

Manusia dan kucing sudah hidup bersama selama 10.000 tahun. Kalau kita selalu bersama kucing, lama-lama kita paham bahwa sebenarnya bukan manusia yang memelihara kucing, melainkan kucinglah yang rela mendampingi manusia.

Posting Komentar

0 Komentar