[Flashfiction] Yang Penting Halal


Aku memutuskan untuk setop di depan minimarket yang letaknya di pinggir jalan raya. Udara pengap di dalam angkot dan pesan singkat dari istriku tampaknya sukses membuatku menjadi lumayan gelisah saat ini. Pikiranku seperti mulai ada yang menguasai. Ah, aku harus mengulanginya lagi.
"Selamat berbelanja," sapa penjaga kasir ketika aku mendorong pintu minimarket dan melangkah masuk.
Kulihat ada 3 orang yang sedang mengantre di meja kasir. Orang pertama adalah seorang ibu rumah tangga usia 30-an, yang membeli beberapa keperluan mandi, minyak goreng kemasan, dan satu bungkus rokok yang mungkin untuk suaminya. Orang kedua tebakanku adalah seorang remaja kos, melihat beberapa camilan dan bungkus mi instan yang dibelinya. Orang ketiga hanya membeli minuman dingin bersoda, sepertinya seorang pelajar SMP.
Pesanan istriku sudah kumasukkan ke dalam keranjang belanja. Lalu, kuterobos antrean di meja kasir. Tak butuh waktu lama untuk melakukan transaksi pembayaran.
"Habis duit berapa kamu bawa belanjaan sebanyak itu?" Pertanyaan pembuka dari istriku setibanya aku di rumah.
Aku meraih secarik kertas dari saku celana kodoray yang kukenakan. Kulirik istriku sejenak, lalu mendesah pelan. Kusodorkan kertas itu kepadanya. Ia bingung, hampir semua barang yang kubawa tak pernah tercatat di daftar belanjaan. Hanya harga nominal produk susu bayi yang tertera di sana.
"Yang penting bayi kita minum susu halal, kan?" ujarku.
"Hipnotis lagi?"
Aku mengangguk seperti tanpa dosa.


Posting Komentar

0 Komentar