[Flashfiction] Sebuah Panggilan



“Ingin bicara dengan siapa?”
“Sam. Saya ingin bicara dengannya.”
Faisal berusaha menyerahkan telepon genggam itu kepada Sam seakan-akan itu bom panas, namun Sam tak mau menerimanya. Sam berteriak sebatas gerak mulut. Siapa sih yang mengganggu waktu istirahatku di hari Minggu? Ia menghela napas dalam-dalam, mengertakkan giginya dan memalingkan punggungnya lagi.
Saya harus mengatakan apa tentangmu? teriak Faisal pada Sam, yang tak lebih dari sekadar bisikan tanpa suara.
Hening sejenak.
“Halo? Sam?”
Faisal kembali memalingkan muka pada Sam, kali ini ditambah dengan pelototan. Dengan setengah hati, Sam meraih telepon yang diserahkan Faisal. Menatapnya beberapa detik, lalu memalingkan wajahnya kepada Faisal yang masih memelototinya.
“Aku tak bisa,” bisik Sam.
“Ayolah, Sam. Hari Minggumu tak akan rusak hanya karena kamu berbicara dengannya. Malah mungkin kondisimu akan semakin baik setelah berbicara dengannya.”
Sam masih saja ragu untuk mulai berbicara dengan seseorang yang ada di seberang telepon. Dia merasa tak pantas berbicara dengannya lagi. Namun, kenapa dia masih saja menghubungiku, pikirnya.
“Ayolah, Sam. Semua ‘kan baik-baik saja,” bujuk Faisal lagi.
Gambar gagang telepon masih menghiasi layar telepon genggam di tangan Sam. Kupingnya mendadak terasa panas untuk sekadar mendengar suara kecil seorang perempuan dari ujung telepon.
“Halo, Sayang.”
Sam melirik ke arah Faisal sejenak, seraya menggelengkan kepalanya tiga kali.
Perempuan di ujung telepon sepertinya sedang mengurai canda dengan Sam, bisa ditebak dari bunyi tawa kecil yang sesekali sayup terdengar dari pori-pori speaker. Lama-lama, Sam seperti terbius dalam obrolan. Keadaannya tampak mulai membaik, hingga akhir percakapan dengan si perempuan.
Faisal menyambar telepon genggam di tangan Sam dengan cekatan. Senyum menggaris sinis, ia tujukan pada Sam.
“Aku senang jika perempuanmu bisa membuatmu lebih baik. Tapi aku tidak sudi jika ia bercanda mesra dengan lelakiku terlalu lama.”



-------------
tulisan kolaborasi dengan Ahmad Abdul Muizz

Posting Komentar

0 Komentar