Sekitar
sebulan yang lalu, entah kenapa gue tetiba rajin banget nongkrong di Gramedia.
Mulai dari Gramedia Palembang Square sampe Gramedia Atmo. Ada niat mau nambah
koleksi di rak buku di kamar, tapi belum buat lis mau beli buku apa. Ya, kadang gue
memang kehilangan visi dan misi dalam hidup.
Hari
pertama hunting buku ke Gramedia PS, seperti biasa penyakit bingung-mau-beli-buku-apa
gue kumat. Lagi-lagi harus ambil hape, buka twitter, terus minta rekomendasi ke
para Tuips (sebutan untuk penggiat twitter). Tapi, sebelum sempat nanya, gue
gak sengaja baca tweet-nya @adygila
di timeline. Ilham pun turun… Morgan
dan Bisma joget-joget. Gue langsung kepikiran untuk beli bukunya Ady, yang
judulnya Curcol si Rantau Kacau. Buku ini sebenarnya udah terbit lumayan lama,
tapi dari dulu setiap mau beli pasti gak jadi karena keadaan dompet yang
pukpuk-able. Gue langsung bergerilya cari itu buku, namun nihil. Gue cek di
database komputer, benar aja, stok bukunya 0. Sebenarnya, stok buku 0 gini gak
melulu karena bukunya laku keras sih, makanya gue langsung berasumsi jangan-jangan
bukunya Ady sengaja dibuang ke gudang oleh pegawai Gramedia karena gak laku dan
jamuran. Gue memang kadang suudzan berlebihan. Dan, hari itu gue gak beli buku
apa-apa.
Besoknya,
gue kembali nongkrong di Gramedia. Tapi kali ini nyasar ke Gramedia Atmo.
Masih penasaran dengan buku yang gak ketemu kemarin, gue pun kembali menjelajah
rak buku 'Novel Indonesia'. Namun, tetap nihil. Gue lari ke meja komputer, ngecek
ketersediaan buku. Ternyata masih ada stok 14 eksemplar. Gue pun kembali
menyusuri semua rak buku novel Indonesia bahkan novel terjemahan, tetap gak
ketemu juga. Sampai akhirnya, setelah peluh bercucuran dan Ussy Sulistyawati
melahirkan, gue melihat seonggok buku Curcol si Rantau Kacau di rak buku
anak-anak. Iya, di rak buku ANAK-ANAK, pemirsaaa! Tumpukan buku ini disusun
bersebelahan dengan buku-buku dongeng dan cerita anak semacam Shaun The Sheep
dan kerabatnya. Seandainya pegawai toko buku tahu kalo isi buku ini semi
vulgar, mungkin mereka akan merasa dikejar dosa seumur hidup karena udah khilaf
menaruh buku ini berdampingan dengan buku yang memang layak dikonsumsi oleh
anak-anak. Sungguh tak termaafkan.
Padahal judul
postingan ini review, tapi
basa-basinya kok panjang amat ya. Ya udah, langsung gue mulai review aja. Yuk capcuuuuss!
Buku ini termasuk kategori personal literature atau sering disingkat Pelit. Buku ini menceritakan tentang kisah konyol Ady, seorang manusia lugu (yang kadang berkelakuan cabul) asal Kalimantan yang merantau ke Jawa untuk menjadi mahasiswa Akuntansi di salah satu universitas di Malang, sebut saja Universitas Brama Kumbara… eh, Brawijaya maksud gue.
Ady menceritakan pengalaman
absurdnya selama merantau ke pulau Jawa. Perantauannya ini membawa banyak
cerita, mulai dari pengalaman naik pesawat untuk pertama kali, perjuangan
mencari kontrakan, insiden naik kereta api, pengalaman mengenaskan semasa
kuliah, dan gak ketinggalan kisah cintanya yang gak patut diacungi jempol. Di buku
ini Ady bercerita dengan apa adanya… senatural mungkin aku pasti sukaaa. Aaaa~
*ditendang Rian D'Masiv*
Semua kejadian yang menimpa Ady
selama ngekos di Malang adalah hal-hal yang memang lumrah dialami anak kos
perantauan. Seperti menjunjung tinggi Indomie sebagai kebutuhan primer. Selain
itu penggunaan bahasa yang lawak dan anak muda banget membuat buku ini menarik untuk
dibaca, apalagi oleh anak gahol metropolitan macam gue.
Bab favorit gue di buku ini adalah…
mmm, apa ya… nggg… itu, anu…
*satu jam kemudian*
Oh
iya, setelah gue baca ulang, gue memutuskan kalo bab favorit gue adalah “Balada
Anak Kos”, yang bikin gue sejenak merenung dan sempat ngupil beberapa saat
setelahnya. Gue juga suka bab “Surat Lamaran Pekerjaan”, walaupun kesannya cuma
buat nambah-namabahin halaman aja, tapi asli ini sukses bikin gue ngakak
horizontal. Bhahahak!
Mungkin
segini aja ulasan bukunya. Kalo penasaran dan pengin baca, silakan cari di di
toko material kesayangan Anda. Secuil keinginan kalian untuk membeli, itu sangat
berarti besar buat penulis. Kasihan dia. Udah jomblo, bukunya gak laku pula.
Akhir
kata, mari kita bernyanyiiiiii~
Ketika
mimpimu…
yang
begitu indah…
tak pernah terwujud,
merantaulah…
*DY!
BAGI ROYALTI, DY! UDAH GUE BANTU PROMOSI NIH!*
1 Komentar
kayanya asik buat dibaca yaa
BalasHapusSilakan berkomentar. Lihat apa yang akan terjadi!