Kuis, UTS, dan sebentar lagi UAS—sungguh perpaduan
yang sangat komplit untuk membunuh seorang anak manusia secara perlahan. UTS
yang harusnya dilaksanakan pada pertengahan semester malah masih bersisa sampe
mendekati ujung semester, lebih parah lagi kuis-kuis laknat yang semakin
menambah horornya mata kuliah di jurusan yang sekarang gue ambil. Gue gak
sedang ngeluh, tapi gue protes tentang hilangnya rasa kedosenan para dosen yang
telah menelantarkan hak kami, sebagai mahasiswa, untuk barang sedetik saja dibebaskan
dari tugas-tugas durjana itu. Sedetik? Sebulan deh minimal. Gue pengin refresh otak.
Refresh otak, sebenarnya hampir rutin gue lakuin. Hampir
di setiap jam-jam kuliah. Refresh
otak dalam hal ini adalah melarikan fokus pikiran dari penjelasan dosen di
depan kelas sejenak dan beralih menyibukkan diri ke hal-hal yang lebih asik
(menurut gue), seperti mengusili teman di bangku sebelah, membuat sketsa dengan
objek bernama ‘dosen’ di kertas binder kesayangan, sampe alternatif terbaik
versi mayoritas—mengutak-atik hape lengkap dengan jaringan internet yang ada.
Misi utama adalah untuk selalu update di timeline
twitter. Lah?
Seperti hari itu, ketika dosen mata kuliah Sistem Basis
Data sedang menjelaskan mengenai materi Data
Flow Diagram (kalo gak salah), di saat yang bersamaan gue malah asik
nogkrong di twitter, tempat paling gaul abad ini. Kebetulan waktu itu ada yang
menarik di timeline gue, akun
penerbit Bukune (@Bukune) yang gue follow,
lagi ngadain kuis berhadiah buku baru yang berjudul “Detektif Sekolah” karya Dimas
Abi (@Dimasabiaufan). Membaca tweet
itu, refleks naluri ‘kuis hunter’ gue bergejolak. Yah, dengan senang hati gue
ikutan kuisnya (masih dalam suasana sedang diajar dosen). Sebagai mahasiswa,
gue memang kurang patut untuk dicontoh.
Dan entah ada angin apa, ternyata… surprise! Gue menangin kuisnya dan dapat
hadiah satu biji buku kamasutra “Detektif Sekolah”. *nari hula-hula*
Setelah menunggu cukup lama—lebih lama dari antrian
tiket konser Super Junior—akhirnya bukunya sampe ke tangan gue, lengkap dengan tanda
penanya Desi Ratnasari, eh… maksud gue, tanda penanya Dimas Abi.
Berikut ini gue mau review sedikit dari isi bukunya. Bekicot!
Judul
Buku : Detektif Sekolah
Penulis
: Dimas Abi
Penerbit
: Bukune, 2012
Jumlah
Halaman : 216 Halaman
Harga : Rp 32.000,-
Sinopsis :
Sialnya, Tim TBS melupakan satu detail penting bahwa jumlah siswa SMA Pemuda mencapai seribu lebih, dan sekitar 20 persennya berada di kantin. Khusus di bagian gorengan, terdapat kerumunan yang cukup mengerikan."Kira-kira, siapa ya pelakunya?" ucap Tessa retoris, menatap hampa segerombolan siswa SMA yang dahaga akan gorengan."Momon akan coba ke sana!" ujar Momon."Menyelidiki, Mon?""Nggak, mau beli gorengan...""...."Momon ngacir meninggalkan Tessa dan Bams. Jempol dan telunjuk Bams membentuk huruf V di dagunya, berpikir. Lima detik kemudian, warna wajah Bams mendadak cerah, ia menjentikkan jarinya tanda mendapat ilham atau semacamnya."Gue juga ke sana dulu, Tess," ujarnya."Menyelidiki, Bams?""Nggak, beli gorengan.""...."
Di halaman thanks
to, gue sempat kaget waktu disebut nama Roy Saputra di sana. Ternyata oh
ternyata, gue baru ngeh kalo Dimas Abi ini adalah rekan nulisnya Roy Saputra di
buku Ohh Lala Ting Ting. Ooooh…
Well… Lagi-lagi, don’t
judge a book by its cover berlaku di buku ini. Awalnya gue mengira buku ini
sejenis buku-buku misteri kebanyakan, seperti Trio Detektif, Tiger Team, atau
serial detektif solo seperti Detektif Conan, Sherlock Holmes, dan
detektif-detektif unyu lainnya. Tapi ternyata gue sotoy. Di bab awal, pembaca
udah disuguhin dengan deskripsi tokoh anggota Detektif TBS a.k.a Taman Belakang
Sekolah—(sungguh pemberian nama yang kurang proporsional untuk nama sebuah tim
pemecah misteri)—yang beranggotakan Momon si Panda Cina, Bams si Ubur-ubur, dan
Tessa si kutu buku. Karakter tokohnya asli ngocol parah. Gue menemukan korelasi
antara karakter anggota Detektif TBS dengan mantan pacar gue, sama-sama susah
dilupain. Zzz.
Detektif TBS (Taman Belakang Sekolah) terbentuk
secara gak sengaja berkat usulan Tessa, yang kebetulan sedang membaca novel
detektif di taman belakang sekolah. Mungkin mereka akan menjadi pengusaha Lele kalo
aja Tessa sedang membaca buku berternak Lele pada saat itu.
Di case 1,
yang berjudul Surat Cinta Mila,
muncul tokoh Mila—si cantik penggemar dangdut koplo—yang mana kasus teror surat
misteriusnya menjadi debut awal karir Detektif TBS di kancah perdetektifan
dunia. *tsaaah* Bahkan karakter sampingan macam Ketua OSIS gak rasional yang
berniat membuat kompetisi debus di sekolah pun menjadi karakter unik yang yang menambah
bumbu komedi di buku ini.
Di case 2,
yang berjudul Misteri Hilangnya Jessie,
muncul tokoh Jessie—cewek yang ditaksir oleh Momon. Siapa yang menyangka, sandal
bercorak bola basket kesayangan Jessie akan menjadi point pemecah kasus hilangnya Jessie di Pulau Tidung. Di case ini
juga muncul beberapa karakter bangke lainnya, seperti tokoh Rambo yang alih
profesi jadi tukang masak sejak keluar dari penjara, serta tokoh Mang Kosim,
seekor guide yang poninya mirip poni
lemparnya Andhika ‘Kangen Band’ dalam bayangan gue.
Sayangnya, buku ini cuma memuat dua case, padahal gue berharap lebih.
Misalnya ada case bertema “Kenapa
Syahrini—si penyanyi yang sesuatuk banget—bisa jadian dengan Bubu—cowok
Malaysia yang followers twitter-nya
meningkat pesat setelah jadian sama Syahrini?”
Ummm, kalo Detektif Sekolah dibikin sequel-nya, gimana ya? *kedip-kedip Mas
Dimas*
Walaupun gue nunda baca buku ini hampir satu bulan
lebih, karena dengan terpaksa harus gue selingkuhin dengan materi kuliah yang
memaksa untuk selalu didahulukan, akhirnya kelar juga gue baca sampe titik buku
penghabisan.
Oke, mungkin segitu aja dulu review-nya, gue takutnya kalo kebanyakan ngoceh entar malah jadi spoiler. Kalo mau
baca-senyum-ketawa-ngakak-guling-guling-di-penggorengan mending langsung beli
aja bukunya di Indomaret toko buku terdekat yaaa. Bye! Salam detektif!
Hati-hati,
Pelakunya Ada di Dekatmu!
4 Komentar
Koment ah jadi berasa gahool gini gue..
BalasHapusSuka baca komik detektif conan dan dan novel sherlock holmes. :)
jadi sepertinya ini akan jadi buku yang menarik,semoga tidak mengecawakn.hho
ehh twitternya apaan masbro?
Asik (~',')~
HapusAyok, beli bukunya, bro! Dijamin gak mengecewakan!
#bukansaranberbayar
Mwahahaha :D
Tuiter --> @ridoarbain
yuk polow yuk \o/
Ih waow, nemu review novel yang pernah gue review juga di blog beberapa bulan yang lalu :D
BalasHapusEmang ni novel kece banget. Gak bisa berenti ngakak guling2, gara-gara tokoh-tokohnya (terutama momon sih). Bener tuh, seru banget nih kalo ada sequelnya. Sayang di novel ini cuma ada 2 case aja.
Btw, salam kenal ya :)
Ngakak baca novel ini. Seru juga aku suka,
BalasHapusSilakan berkomentar. Lihat apa yang akan terjadi!