Yeah, Merdeka !


Nabi apa yang cewek? Nabila Syakieb.
Gua ngelirik kalender yang memasang gambar artis Nabila Syakieb. Niat hati Cuma mastiin hari ini udah tanggal berapa, tapi artis spesialis sinetron stripping ini malah mengusik kelestarian otak gua. Hei, fokus ke kalender. Dan gua baru ngeh kalo sebentar lagi udah hampir tanggal 17 Agustus aja. Ada apa di tanggal itu? Itu artinya akan ada penampakan ‘merah-putih’ dimana-mana. Dan pada hari itu juga akan ada upacara penaikan bendera di sekolah, kantor, sampe yang nomgol di TV.

Ngomongin upacara bendera, gua jadi ingat insiden brutal yang pernah terjadi saat upacara penaikan bendera berlangsung. Ini pas gua masih SMA!
Hari senin yang cerah, awal pekan yang menjanjikan. Semua anak-anak berpakaian putih-putih siap untuk upacara bendera. Kalo tiba-tiba hari menjadi gelap, kami akan terlihat seperti pocong nanggung dengan bawahan abu-abu. 

Upacara sudah dimulai. Pak Hartan (guru, bukan pesulap) memimpin upacara bendera. Dia berdiri di podium dengan hidung kempas-kempis memerhatikan pasukan pengibar bendera sedang memasang bendera di tiang. Suasana pun hening dan khidmat (suasana yang pas untuk mengeuarkan bomH2S, senyawa gas yang baunya mirip kentut).
Pasukan pengibar bendera menarik sang merah putih untuk dibentangkan, ternyata eh ternyata merah putih itu terpasang terbalik. Kontan seluruh sekolah bersorak dan tertawa melihatnya. Ada yang tertawa sambil batuk-batuk, ada juga yang sambil salto dengan riangnya.

Para pengibar bendera itu sempat bingung apa yang harus mereka perbuat dengan bendera negara Polandia itu. Apalagi sorakan dan celaan makin keras dan terdengar jelas sekali mampir ke telinga mereka. Untunglah pak Hartan tak kehilangan ketenangan. Disambarnya mikrofon, lalu melakukan debus dengan memakan mikrofon itu bulat-bulat (gak lah!). “Tenang semua, tenang...”.

Gua yang duduk di barisan hampir paling depan sebagai penonton pertunjukan sirkus dadakan itu memerhatikan petugas pengibar bendera mencopot bendera Polandia itu dan mengembalikannya menjadi bendera Indonesia kembali. Indonesia pun merdeka.

Selain upacara bendera, biasanya ada juga acara rutin semacam lomba-lomba gitu. Pas kelas 2 SMA gua pernah ikut lomba ‘Singing Contest’ antar kelas gitu. Suara gua sih lumayan makanya gua diutus mewakili kelas dengan rekan duet gua, Sopiah (kalo lo mikir dia adalah kekasih gelapnya Duta ‘SO7’, lo salah!).
Ketika tiba giliran kami, naiklah sepasang manusia mirip sendal jepit menuju panggung dengan kostum khas kemerdekaan, merah-putih (dan gak bawa bambu runcing). 

Sesaat kemudian terdengarlah lagu ‘Karma’-nya Kangen Band. Gua gak tau kenapa dari sekian banyak alternatif lagu, pilihannya jatuh ke lagunya Kangen Band. Iya sih, gua nge-fans sama mereka, bukan karna gua menggilai poni si vokalis, tapi karna mereka dulunya pedagang Es cendol. Iya, gua suka banget sama Es cendol. Dan Es cendol jugalah yang membuat kami gagal total di ajang pencarian bakat tersebut.
Intinya, gua memang Cuma seorang pengisi kemerdekaan.

Posting Komentar

2 Komentar

Silakan berkomentar. Lihat apa yang akan terjadi!