Saat menulis ini, aku masih memikirkan kalimat menohok yang diucapkan oleh Peter Kavinsky kepada Lara Jean. "Kau lebih suka mengarang versi fantasi seseorang di kepalamu daripada bersama dengan seseorang yang nyata." Wadaw.
Mungkin memang ada tipe orang yang punya konsep seperti itu di kepalanya. Seperti saat kita mengidolakan seorang artis terkenal dan mimpi ingin bertemu, tapi saat betul-betul bertemu, kita kehabisan ide untuk melakukan banyak hal kecuali foto bareng. Lo?
Rasanya sudah lama nggak baca novel roman yang bikin senyum-senyum. To All the Boys I've Loved Before mengingatkan lagi kalau kisah cinta masa remaja memang candu, sekaligus mengingatkan kalau aku sudah cukup tua untuk balik ke masa itu. Ha ha.
Lara Jean "Song" Covey, gadis 16 tahun berdarah Amerika-Korea memiliki kehidupan yang normal bersama Margot (kakaknya), Katherine (adiknya), dan ayahnya yang berprofesi sebagai dokter kandungan. Namun, hidupnya perlahan berubah setelah kepergian Margot untuk melanjutkan kuliah di Skotlandia. Margot sudah dianggap sebagai ibu pengganti di Keluarga Song setelah ibu mereka yang berdarah Korea meninggal dunia beberapa tahun lalu. Lara Jean pun harus membantu ayahnya sekaligus menjaga adiknya, Katherine alias Kitty.
Ternyata bukan hanya kepergian Margot yang mengubah hidup Lara Jean. Surat-surat cinta rahasianya yang disimpan dalam kotak topi tahu-tahu terkirim secara misterius kepada lima cowok yang pernah ia cintai. Salah duanya terkirim kepada Peter Kavinsky (cowok terkeren di sekolah) dan Josh Sanderson (the boy next door sekaligus pacar kakaknya, Margot).
Novel ini kemudian lebih fokus membahas polemik hubungan Lara Jean dengan kedua cowok itu. Lara Jean merasa kehilangan muka di depan Josh yang sudah telanjur mengetahui perasaannya, maka ia mulai berpikir untuk menepis kecanggungan itu. Beberapa hari sebelumnya, Lara Jean bertemu dengan Peter Kavinsky di Falstone Road, setelah insiden mobil milik Margot yang dikendarainya mengalami kecelakaan. Pertemuan itu membuatnya sedikit bernostalgia 4 tahun ke belakang, bahwa Peter adalah ciuman pertamanya. Lalu entah dari mana ide gila itu muncul, saat ia tahu Peter baru saja putus dari pacarnya, Genevieve, ia mengajak cowok itu membuat kesepakatan bersama: mereka pura-pura pacaran.
Mungkin memang ada tipe orang yang punya konsep seperti itu di kepalanya. Seperti saat kita mengidolakan seorang artis terkenal dan mimpi ingin bertemu, tapi saat betul-betul bertemu, kita kehabisan ide untuk melakukan banyak hal kecuali foto bareng. Lo?
Rasanya sudah lama nggak baca novel roman yang bikin senyum-senyum. To All the Boys I've Loved Before mengingatkan lagi kalau kisah cinta masa remaja memang candu, sekaligus mengingatkan kalau aku sudah cukup tua untuk balik ke masa itu. Ha ha.
Lara Jean "Song" Covey, gadis 16 tahun berdarah Amerika-Korea memiliki kehidupan yang normal bersama Margot (kakaknya), Katherine (adiknya), dan ayahnya yang berprofesi sebagai dokter kandungan. Namun, hidupnya perlahan berubah setelah kepergian Margot untuk melanjutkan kuliah di Skotlandia. Margot sudah dianggap sebagai ibu pengganti di Keluarga Song setelah ibu mereka yang berdarah Korea meninggal dunia beberapa tahun lalu. Lara Jean pun harus membantu ayahnya sekaligus menjaga adiknya, Katherine alias Kitty.
Ternyata bukan hanya kepergian Margot yang mengubah hidup Lara Jean. Surat-surat cinta rahasianya yang disimpan dalam kotak topi tahu-tahu terkirim secara misterius kepada lima cowok yang pernah ia cintai. Salah duanya terkirim kepada Peter Kavinsky (cowok terkeren di sekolah) dan Josh Sanderson (the boy next door sekaligus pacar kakaknya, Margot).
Novel ini kemudian lebih fokus membahas polemik hubungan Lara Jean dengan kedua cowok itu. Lara Jean merasa kehilangan muka di depan Josh yang sudah telanjur mengetahui perasaannya, maka ia mulai berpikir untuk menepis kecanggungan itu. Beberapa hari sebelumnya, Lara Jean bertemu dengan Peter Kavinsky di Falstone Road, setelah insiden mobil milik Margot yang dikendarainya mengalami kecelakaan. Pertemuan itu membuatnya sedikit bernostalgia 4 tahun ke belakang, bahwa Peter adalah ciuman pertamanya. Lalu entah dari mana ide gila itu muncul, saat ia tahu Peter baru saja putus dari pacarnya, Genevieve, ia mengajak cowok itu membuat kesepakatan bersama: mereka pura-pura pacaran.
"... Kebohongan yang paling meyakinkan adalah kebohongan yang setidaknya mengandung sedikit kebenaran ..."
Tema yang diangkat dalam To All the Boys I've Loved Before mungkin sudah sering kita jumpai di novel young-adult sejenis, tapi banyak ihwal lain dalam novel ini yang bisa kita sukai. Karakterisasinya yang hidup, rangkaian plotnya rapi, bahkan gaya menulis Jenny Han yang mengalir dan menghibur. Omong-omong, versi terjemahan Penerbit Spring ini bagus dan enak dibaca!
Menurutku, bagian yang paling substansial di novel ini adalah interaksi di Keluarga Song, meski bukan itu premis utama ceritanya. Satu lagi yang paling intens, tentu saja hubungan antara Lara Jean dan Peter. Aku selalu suka dialog pasangan ini, terutama ketika mereka mulai membahas preskripsi dalam 'kontrak' pacaran.
Menurutku, bagian yang paling substansial di novel ini adalah interaksi di Keluarga Song, meski bukan itu premis utama ceritanya. Satu lagi yang paling intens, tentu saja hubungan antara Lara Jean dan Peter. Aku selalu suka dialog pasangan ini, terutama ketika mereka mulai membahas preskripsi dalam 'kontrak' pacaran.
"Ada apa sih dengan cewek dan hujan?" tanya Peter, seolah mewakili wasangka para cowok. Lalu Lara Jean menjawab dengan diplomatis, "Aku tak tahu... Kurasa mungkin karena segala sesuatu terlihat lebih dramatis di bawah guyuran hujan." Walaupun itu bukan jawaban terbaik, tapi Lara Jean layak mendapat nilai plus satu, dan minus satu buat cewek-cewek yang mengaku pluviophile tapi takut kehujanan.
Kembali ke topik Keluarga Song. Tokoh favoritku di sini jatuh kepada dr. Covey, ayah dari ketiga gadis. Kredit lebih untuk penulis yang sudah menghadirkan karakter ini. Sebagai orang tua tunggal, dr. Covey atau disapa Daddy digambarkan sebagai ayah yang penuh kasih sayang dan penyabar dalam mengurus ketiga putrinya. Daddy bisa memasak berbagai menu makanan, termasuk masakan Korea. Walaupun murni berdarah Amerika, Daddy berusaha agar anak-anaknya tetap dekat dengan budaya Korea lewat masakannya. Sosok ayah yang manis, bukan?
Aku ingat ada satu dialog yang entah kenapa bikin terenyuh, mungkin bagiku sedikit relate. Saat Daddy sadar kalau ia sudah kehilangan Margot dari rumah, sebentar lagi Lara Jean pun beranjak dewasa dan akan meninggalkan rumah, maka Daddy menarik Kitty dalam pelukannya lalu berujar lirih.
Aku ingat ada satu dialog yang entah kenapa bikin terenyuh, mungkin bagiku sedikit relate. Saat Daddy sadar kalau ia sudah kehilangan Margot dari rumah, sebentar lagi Lara Jean pun beranjak dewasa dan akan meninggalkan rumah, maka Daddy menarik Kitty dalam pelukannya lalu berujar lirih.
"Bisakah kau menolongku, Kitty?"
"Menolong apa?"
"Bisakah kau tetap seusia ini selamanya?"
Sial. Rasanya aku mau melempar buku ini. Maskulinitasku terancam!
Pada akhirnya, To All the Boys I've Loved Before tetaplah novel percintaan remaja biasa, tapi nggak bisa dibilang rom-com yang cheesy juga. Mungkin agak membosankan di awal, tapi magnet pasangan Lara Jean & Peter memang sulit dibantah. Aku akan baca dua buku sekuelnya kapan-kapan!
"Saat kau punya pacar, kau hanya ingin bersama dengan orang itu dan kau melupakan orang lain. Ketika akhirnya kau putus, kau telah kehilangan semua temanmu. Mereka melakukan hal-hal yang menyenangkan tanpamu."
[Trivia]
To All the Boys I've Loved Before akan diadaptasi jadi film dengan judul yang sama. Kemungkinan tayang 2018. And I'll watch it!
_________
Selama periode 26 Agustus hingga 4 September 2017, kamu bisa mengikuti rangkaian Blogtour dua novel karya Jenny Han di blog teman-teman host lain yang tercantum di banner berikut. Di akhir periode Blogtour, kamu juga bisa ikut Giveaway buku gratis di fanpage Penerbit Spring. Sebagai clue, nanti akan ada teka-teki silang berisi 10 pertanyaan yang jawabannya bisa ditemukan di masing-masing blog para host.
Nah, ini pertanyaan pertama!
"Apa nama jalan di mana Lara Jean mengalami kecelakaan saat mengendarai mobil milik Margot?"
11 Komentar
Luar biasa. Nice review :)
BalasHapusThanks!
Hapus😊
BalasHapusKangen juga baca novel kayak gini. Soalnya akhir-akhir ini sok-sokan baca sastra mulu. Idenya cukup segar, dengan seorang cewek yang menulis 5 surat untuk orang yang dia suka, dan pada suatu hari, surat itu terkirim secara misterius. Mungkin, kalau genrenya misteri, akan dibahas siapa pengirim suratnya. Bdw, aku ingin baca. Bagi lah bang. Hehehe~
BalasHapusDi novelnya terjawab kok siapa pengirim suratnya.
HapusKalau mau novelnya gratis, nanti ikut aja giveaway di facebook Penerbit Spring. Hehe
Suka reviewnya, Mas :D
BalasHapusTerima kasih. :)
HapusNgikutin ga ini cuman jawab pertanyaan aja?
BalasHapusApa nama jalan di mana Lara Jean mengalami kecelakaan saat mengendarai mobil milik Margot?
Jawaban: Falstone Road
Jawabnya nanti di fanpage FB Penerbit Spring ya, bukan di sini.
Hapus" Kau lebih suka mengarang versi fantasi seseorang di kepalamu daripada bersama dengan seseorang yang nyata ." oow... maunya si peter kamu tuh cuma boleh mikirin dia doang, Lara. hehe
BalasHapushmm jadi pengen beli bukunya, enak nih bkin galau - galau gitu kayaknya hahaha
BalasHapusSilakan berkomentar. Lihat apa yang akan terjadi!