Minggu, 24 November 2013

SURAT SOMASI
No: 69/SS/cwkbgt/XII/2013


Setelah melakukan beberapa tahapan evaluasi terhadap kinerja cewek-cewek masa kini dalam berasmara, terhitung sejak Hawa diturunkan ke bumi, maka dengan ini barisan sakit hati cowok-cowok yang merasa terkucilkan menganggap kaum cewek telah melakukan penyimpangan dalam hubungan berasmara di era globalisasi ini.

Menimbang : Berat badan yang menurun secara signifikan, berkat program OCD yang overdosis. Bahwa, semua cewek dunia ini sama saja, selalu menilai cowok dari fisik dan materinya. Mereka cenderung lebih welcome dengan cowok yang punya wibawa. Wiii... bawa mobil. Wiii... bawa gadget canggih. Hih!

Mengingat : Masa lalu bersama mantan yang seharusnya dikubur dalam-dalam, sedalam-dalamnya lautan Hindia. Bahwa, cewek tidak seharusnya selalu menuntut para cowok untuk memenuhi kriteria cowok idamannya. Cowok itu manusia, bukan sejenis tanaman putri malu, yang harus selalu peka dengan perasaan cewek. Cowok bukan peramal yang bisa menerka isi hati. Cowok juga bukan mesin scan barcode, yang bisa membaca semua kode yang diberikan dalam segala kesempatan.

Memperhatikan : Stabilitas ekonomi bangsa yang kian mengkhawatirkan. Bahwa, ...ah, sudahlah.

MEMUTUSKAN

Semua cowok berhak memperoleh kebahagian yang hakiki, untuk menghindari kecenderungan melakukan harakiri. Setiap cowok wajib mendapat santunan berupa kasih sayang dari cewek yang berstatus sebagai gebetan atau kekasihnya. Perhatian juga sudah semestinya didapat oleh cowok, berbanding lurus dengan tuntutan cewek untuk selalu diperhatikan. Intinya, cowok juga butuh diistimewakan oleh pasangannya, tentu tanpa memandang status sosial, kasta, apalagi jumlah followers di twitter.

Bilamana dikemudian hari ditemukan kekeliruhan atau kesalahan dengan diterbitkannya Surat Somasi ini, maka saya, selaku perwakilan cowok regional samudra Atlanta, akan melakukan penyesuaian ulang sebagaimana mestinya.
Surat keputusan ini disampaikan guna mengembalikan hak-hak para cowok yang tercerabut dari asas dasarnya dalam dunia percintaan.

Pada tanggal  :  cantik
Mulai berlaku sejak : sinetron Tukang Bubur Naik Haji belum tamat

Tertanda,
Cowox yang Claluwh Tercakitie

Sabtu, 16 November 2013

Masih dalam rangka memeriahkan event GagasDebut Virtual Book Tour yang diselenggarakan oleh penerbit GagasMedia, kali ini aku mau ngadain giveaway (lagi) nih. Tantangannya masih sama, yaitu menulis flash fiction. Tapi... bedanya, tantangan kali ini akan di-mix dengan tantangan #FF100Kata yang sebelumnya sudah digagas oleh @sinshaen & @naztaaa; duo teman spesialis tweet saru di twitter. Boleh di-follow, tapi mending jangan sih...

Nah, silakan simak rules-nya:

1. Kamu harus punya blog platform apa saja (blogspot, wordpress, tumblr, dll.)

2. Tulis sebuah cerita dalam bentuk flash fiction di blogmu dengan tema "PARAFILIA" dengan catatan: tulisan HARUS berjumlah 100 kata (tidak termasuk judul)

3. Genre tulisan BEBAS

4. Setelah publish tulisan di blog, silakan mention link tulisanmu dengan format: #Parafilia - JUDUL FF – LINK - #FF100Kata - @sinshaen cc: @naztaaa @ridoarbain
Contoh: #Parafilia – One Night Stand – http://sindyisme.blogspot.com/one-night-stand-html – #FF100Kata – @sinshaen cc: @naztaaa @ridoarbain

5. Waktu pengiriman link dimulai dari 16 November 2013 pukul 18:00 WIB dan ditutup pada 17 November 2013 pukul 18.00 WIB. Jadi, kamu punya waktu 24 jam untuk bersenang-senang dengan imajinasi liarmu. 

Oh iya, jangan lupa juga, tolong cantumkan di bagian paling bawah tulisanmu: Diikutsertakan dalam #FF100Kata (backlink ke http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html)

Nah, sebagai apresiasi... bagi yang menulis flash fiction paling oke dan mampu mengguncangkan dunia untuk tema tersebut, beliau akan diganjar 1 eksemplar novel Camar Biru karya Nilam Suri, dari penerbit GagasMedia.

Selamat menulis! 

Salam,
Ridopati Dolken
Setelah cukup sukses me-review novel Camar Biru beberapa dekade silam, kali ini aku berkesempatan mewawancarai penulisnya nih. Nilam Suri. 
Semua pertanyaan diajukan lewat surat elektronik secara simultan dan komprehensif, serta tanpa menyodorkan sogokan dalam bentuk apapun. 

Nilam Suri sudah sejak lama beranggapan bahwa growing up is overrated, even after being a mom. Paling aktif menulis ketika matahari berubah jingga, atau saat langit menjadi kelabu, dan pastinya saat gerimis bergemerisik pelan dari balik jendela. Saat ini berprofesi sebagai Assistant Managing Editor di Fimela.com. Ia pernah menerbitkan buku kompilasi dengan penulis lain, berjudul Penggambar Mimpi (BalonUdara, 2008). Camar Biru (GagasMedia, 2012) adalah novel pertamanya.

Nilam Suri

Berikut 11 pertanyaan untuk Nilam Suri:

--------------------

Jumat, 15 November 2013

Review buku kali ini dikhususkan untuk event GagasDebut Virtual Book Tour

GagasDebut adalah sebutan bagi penulis-penulis debutan yang untuk pertama kalinya menerbitkan novel di penerbit GagasMedia. Sedangkan Virtual Book Tour adalah program promosi buku secara virtual dari blog ke blog atau jejaring sosial. 

Kebetulan, bulan ini aku terpilih sebagai salah satu HOST yang akan mengulas 2 dari 15 novel GagasDebut. Karena aku berlaku sebagai HOST di blog sendiri, jadi review akan tetap berlangsung secara subjektif dan suka-suka. So, here we go.





Judul : Camar Biru
Penulis : Nilam Suri  
Penerbit : GagasMedia
Tahun Terbit : November 2012
Cetakan : Pertama 
Tebal : 279 hlm 
ISBN : 9789797806033

Aku membutuhkanmu.

Kau terasa tepat untukku. Pelukanmu serasi dengan hangat tubuhku. Dan setiap bagian dari diriku sudah terlalu terbiasa dengan kehadiranmu-dengan suaramu, dengan sentuhanmu, dengan aroma khas tubuhmu. Dengan debaran yang terdengar seperti ketukan bermelodi saat kau menatapku penuh perhatian seperti itu.

Aku membutuhkanmu.

Ya cinta, ya waktumu. Dan kau sudah melihat jujur dan juga munafikku. Bahkan, di saat aku begitu yakin kau akan meninggalkanku, kau hanya menertawakan kecurigaanku dan merangkul bahuku. Sungguh heran, setelah sekian tahun pun, kau masih bertahan di sini, bersamaku.

Aku membutuhkanmu―dan bisa jadi... aku mencintaimu. Tapi, aku belum akan mengakui ini padamu. Aku belum siap meruntuhkan bentengku dan membiarkanmu memiliki hatiku.


Senin, 04 November 2013

“Sial! Padahal udah gue bela-belain nggak pake acara begadang, tapi tetep aja kesiangan gara-gara nggak ada yang ngebangunin. Argh!” keluh Tedy sepulangnya dari kampus.
“Seandainya gue punya pacar, pasti gue nggak akan pernah kesiangan lagi. Setiap pagi pasti ada yang nelepon dan bangunin gue,” gumamnya lagi.
Seminggu yang lalu, Tedy baru saja putus dari pacarnya, Indi Marindi. Indi berhasil memecahkan rekor sebagai pacar terlama Tedy, walaupun setelah 3 bulan lamanya akhirnya keintiman dua sejoli itu kandas juga. Mereka berdua putus hanya gara-gara masalah sepele. Indi lebih mencintai smartphone barunya daripada Tedy. Kasihan sekali Tedy, dinomorduakan oleh Indi yang begitu menggilai benda bernama Samsung GALAXY Ace 3.

Sabtu, 02 November 2013

Hai, teman-teman pembaca setia ridoarbain.com (emang ada?)
Sudah baca kan ulasan tentang novel After Rain? Nah, kali ini aku berkesempatan untuk mewawancarai penulisnya, Anggun Prameswari. Semua pertanyaan diajukan lewat surat elektronik dengan modal menyomot pertanyaan dari berbagai sumber. Iya, aku memang kurang berbakat bikin pertanyaan sendiri. Aku hina.

Anggun Prameswari lahir di Surabaya, 3 Juni, dan menamatkan pendidikan S1-nya di Sastra Inggris Binus University. Mulai menulis cerpen profesional sejak 2002. Karya-karyanya dimuat di majalah Kawanku, Aneka Yess!, Gadis, Ummi, Muslimah, Cinta, Horison, Chic, Femina, Esquire, Harian Riau Mandiri, Kompas, Koran Tempo, dll. Cerpen-cerpennya tergabung dalam antologi bersama, di antaranya Yang Dibalut Lumut (CWI, 2003), Jati Diri (Primamedia Kawanku, 2004), Sahabat Pelangi (LPPH, 2005), Book of Cheat vol.1 (Nulisbuku, 2011),  Cerita Sahabat 2: Asmara Dini Hari (GPU, 2012), Singgah (GPU, 2013), Dunia di Dalam Mata (Kata Bergerak, 2013), Lovediction 2 (Ice Cube KPG, 2013), dan Kejutan Terbaik Sebelum Ramadan (Nulisbuku, 2013). Baru saja menelurkan novel solo berjudul After Rain (GagasMedia, 2013). Selain menulis fiksi, saat ini bekerja sebagai guru bahasa Inggris di SMP-SMA Harapan Bangsa, Tangerang dan penerjemah lepas.

Anggun Prameswari

Karena narasumber adalah seorang cerpenis sekaligus novelis, jadi semua pertanyaan akan ada hubungannya dengan buku dan menulis. Pertanyaan dijawab secara sadar tanpa todongan senjata tajam apalagi ancaman unfollow. Berikut 11 pertanyaan untuk Anggun Prameswari: 

Jumat, 01 November 2013

Review buku kali ini dikhususkan untuk event GagasDebut Virtual Book Tour
GagasDebut adalah sebutan bagi penulis-penulis debutan yang untuk pertama kalinya menerbitkan novel di penerbit GagasMedia. Sedangkan Virtual Book Tour adalah program promosi buku secara virtual dari blog ke blog atau jejaring sosial. 
Kebetulan, bulan ini aku terpilih sebagai salah satu HOST yang akan mengulas 2 dari 15 novel GagasDebut. Karena aku berlaku sebagai HOST di blog sendiri, jadi review akan tetap berlangsung secara subjektif dan suka-suka. So, here we go.



Judul : After Rain
Penulis : Anggun Prameswari
Penerbit : GagasMedia
Tahun Terbit : 2013
Cetakan : Pertama
Tebal : 332 hlm
ISBN : 979-780-659-6


Mungkin aku dibutakan oleh cinta, sebab akalku dikacaukan olehmu. 
Seberapa banyak pun aku meminta, kau takkan memilihku.
Ini yang kau sebut cinta?
Menunggumu bukan pilihan.
Izinkan aku meninggalkanmu, dengan serpihan hati yang tersisa.

Dan jika ternyata dia yang ada di sana, sama-sama menanggung keping-keping hati yang berhamburan, saat kami saling menyembuhkan—salahkah itu?