Mengunjungi toko buku saat ini, pasti udah gak heran lagi kalo kita menemukan banyak buku bergenre personal literature, yakni buku yang ditulis berdasarkan catatan
belanja harian seseorang. Dan entah ini kelainan atau bukan, tapi gue mulai candu dengan buku genre macam ini. Mungkin memang sifat bawaan gue yang selalu pengin tahu urusan orang lain. Oke, sebutlah gue kepo.
Sampai pada suatu malam, gue membaca sebuah tweet teman yang isinya begini, “Baru baca separo cado-cado tiga. Buahahahahangsaaat!! :))))))”
Ya, yang dimaksud itu Cado Cado 3 karya Ferdiriva Hamzah. Salah satu buku yang dari sejak terbit udah mupeng banget pengin gue beli, tapi... ragu. Ragu gue cukup beralasan, ya karena gue ganteng dan gue belum baca buku yang seri 1 & 2. Iya, gue memang hina. Buku sefenomenal itu masa gue gak punya.*tersedu-sedu di pelukan Angel Lelga*
Berhubung gue orangnya memang mudah terpengaruh tapi sulit dipengaruhi, jadi gue semakin bulat untuk beli buku tersebut. Persetanlah belum baca buku seri 1 & 2. Karena, berdasarkan informasi yang gue himpun dari meja redaksi genk gosipers, buku seri ke-3 inilah yang paling lucu. A must read.
Besoknya, gue langsung bergerilya ke toko buku demi menyongsong Cado Cado 3. Pulang ke rumah, langsung dilibas. Rekor pun terpecahkan, gue menamatkan buku ini kurang dari 2 hari. Ini prestasi buat gue pribadi, sungguh baru kali ini gue bisa tahan baca buku berjam-jam hampir tanpa jeda. Oke, sebut aja jeda itu dengan istilah 'ketiduran'.
Nah, berikut gue review bukunya. Yuk mareeeee!
Kedokteran; cerita
tentang profesi yang satu ini memang selalu menarik. Walaupun, awalnya gue kira otak gue gak bakal sampe dan gak nyambung dengan segala hal yang berkaitan dengan profesi ini.